JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah berkomitmen untuk memacu belanja pemerintah menyusul kinerjanya yang mengalami penurunan 0,33% pada kuartal II/2025.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai angka tersebut lebih baik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang terkontraksi 1,38%.
"Nanti, kita akan lihat pada semester II/2025, konsumsi pemerintah dalam hal ini belanja pemerintah, terutama untuk menjaga konsumsi masyarakat," katanya, dikutip pada Rabu (6/8/2025).
Sri Mulyani menjelaskan konsumsi pemerintah pada kuartal II/2025 terkontraksi karena tidak ada momentum pilpres seperti tahun 2024. Kala itu, penyelenggaraan pilpres memang mengakselerasi belanja pemerintah.
Meski begitu, dia menilai konsumsi pemerintah pada kuartal II/2025 sesungguhnya sudah membaik. Sebab, konsumsi kuartal I/2025 lebih anjlok lantaran masih proses adaptasi dengan kabinet baru di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
"Januari - Juni 2024, pengeluaran pemerintah pada masa pemilu tumbuh di atas 12%. Jadi, kalau sekarang masih kontraksi itu karena baseline tahun lalu cukup tinggi," ujar Sri Mulyani.
Untuk mengerek pertumbuhan ekonomi semester II/2025 dari komponen belanja pemerintah, Sri Mulyani mengimbau kementerian/lembaga hingga pemda untuk memacu belanja. Namun, dia juga meminta belanja yang berkualitas diprioritaskan.
"Estimasi kami sebetulnya [tumbuh] sekitar 0,2%, tetapi BPS mencatat kontraksi 0,33%. Ini berarti kita harus bekerja lebih keras, seluruh kementerian, lembaga, serta pemda untuk bisa mengakselerasi belanja," tuturnya.
Perlu diketahui, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 mencapai 5,12%. Dari sisi pengeluaran, komponen pembentuk PDB antara lain konsumsi rumah tangga tumbuh 4,97%, PMTB tumbuh 6,99%.
Lalu, konsumsi LNPRT tumbuh 7,82%, ekspor tumbuh 10,67%, impor tumbuh 11,65%. Berbanding terbalik, konsumsi pemerintah turun 0,33%. (rig)