Ilustrasi. Foto: Kemenkeu.
JAKARTA, DDTCNews - Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu mengeklaim minat investor terhadap surat berharga negara (SBN) justru meningkat di tengah ketidakpastian perekonomian global.
Kepala BKF Febrio Kacaribu mengatakan minat investor terhadap SBN meningkat seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian dan fiskal Indonesia.
"Investor makin percaya terhadap fiskal dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan, di mana minat investor terhadap SBN makin tinggi, tecermin dari yield kita yang makin turun," ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR RI, dikutip pada Selasa (20/5/2025).
Untuk diketahui, imbal hasil atau yield SBN yang makin rendah mencerminkan bahwa SBN lebih kompetitif dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya di pasar, serta banyak diminati investor.
Dibandingkan dengan awal 2025, Febrio menyampaikan yield SBN 10 tahun telah mengalami penurunan, khususnya dalam sebulan terakhir.
"Hal yang sama terlihat dari kinerja pasar saham, capital inflow sudah banyak terjadi. Per kemarin, year to date indeks saham kita sudah positif," tutur Kepala BKF.
Lebih lanjut, Febrio menambahkan pasar keuangan global mulai pulih sejalan dengan deeskalasi perang tarif dagang yang diinisiasi Amerika Serikat (AS). Deeskalasi ditandai dengan meredanya kekhawatiran atas perlambatan ekonomi dan kebijakan fiskal, serta pasar saham yang menguat.
Ia juga optimistis SBN akan menjadi sarana berinvestasi yang makin menarik bagi investor, terutama dibandingkan dengan obligasi atau government bond di negara Asean atau G-20 lainnya. Meski demikian, dia mengakui Indonesia masih memiliki tantangan dalam hal stabilitas nilai tukar rupiah.
"Pekerjaan yang masih terus kita lakukan adalah terkait kurs. Ini kerja sama dengan BI untuk menjaga stabilitas kurs kita, karena ini erat kaitannya dengan ekspor dan impor kita," tutup Febrio. (dik)