Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.
JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan mencatat realisasi pembiayaan utang hingga Maret 2025 sudah mencapai Rp270,4 triliun atau 34,8% dari target dalam APBN 2025.
Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono mengatakan minat investor terhadap Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan oleh Indonesia masih tetap tinggi, sejalan dengan bid to cover ratio dalam lelang perdana yang konsisten di atas 2.
"Rasio ini menggambarkan seberapa banyak penawaran yang masuk dibandingkan dengan jumlah yang akhirnya diterima. Pada lelang 15 April bahkan incoming bid mencatatkan level tertinggi sejak Februari 2020," ujar Thomas, dikutip pada Jumat (2/5/2025).
Tingginya bid to cover ratio dan incoming bid mencerminkan kuatnya kepercayaan terhadap pengelolaan fiskal dan pembiayaan utang.
Ke depan, Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) selaku unit eselon I yang mengelola utang di Kemenkeu mengungkapkan penarikan utang 2025 akan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan APBN 2025.
"Kami masih mengikuti kebutuhan pembiayaan APBN 2025 dengan level 2,53%," ujar Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Suminto.
Suminto mengatakan pemenuhan pembiayaan akan dilaksanakan secara oportunistik dengan mempertimbangkan biaya dan risikonya, termasuk risiko volatilitas nilai tukar mata uang.
"Apakah pada sisa tahun kami masih akan menerbitkan SBN valas? Secara strategi issuance, ruangnya masih ada. Namun, mengenai currency-nya apa, jumlahnya berapa, dan waktunya kapan, kami akan sangat oportunistik," ujar Suminto. (dik)