Sejumlah buruh berjalan pulang di salah satu pabrik di Kota Tangerang, Jumat (17/11/2023). ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/Spt.
JAKARTA, DDTCNews - Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menyatakan pemerintah telah memberikan berbagai skema insentif fiskal untuk menjaga keberlangsungan industri padat karya di tengah tekanan global.
Faisol mengatakan insentif fiskal tidak hanya ditujukan untuk menarik investasi asing. Sebab, pemerintah juga memberikan insentif tersebut untuk menjaga daya saing industri padat karya.
"Pemerintah sudah menggelontorkan beberapa kebijakan insentif untuk menjaga keberlangsungan dan keberlanjutan sektor ini," katanya dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR, dikutip pada Sabtu (5/7/2025).
Faisol mengatakan pemerintah memiliki perhatian khusus terhadap sektor padat karya. Sebab, sektor ini mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga berperan penting dalam menjaga stabilitas sosial ekonomi.
Dia menjelaskan terdapat beberapa skema insentif yang saat ini diberikan untuk industri padat karya. Pertama, insentif PPh 21 ditanggung pemerintah (DTP) untuk pekerja di sektor padat karya dengan penghasilan sampai Rp10 juta per bulan.
Insentif ini bertujuan meningkatkan daya beli para pekerja di sektor padat karya.
Kedua, guna mendukung peningkatan produktivitas industri, pemerintah memberikan subsidi bunga sebesar 5% untuk kredit investasi pembelian dan pembaharuan mesin yang berupa peralatan produksi. Subsidi bunga kredit ini dapat dimanfaatkan oleh pelaku industri makanan, minuman, tekstil, kulit, alas kaki, mainan anak, dan furnitur.
Ketiga, khusus bagi industri kecil dan menengah, tersedia akses kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga 6% sampai 9% dan plafon pinjaman hingga Rp500 juta.
"Setelah memastikan keberlanjutan industri padat karya melalui insentif fiskal dan pembiayaan, strategi kita tidak berhenti sampai di sana. Pemerintah dalam menghadapi dinamika global yang makin kompleks terus berupaya meningkatkan daya saing dan memperluas akses pasar secara sistematis," ujarnya.
Dalam meningkatkan daya saing, pemerintah berupaya mendorong hilirisasi dan diversifikasi produk manufaktur agar kontribusi Indonesia dalam rantai pasok global semakin besar sekaligus selaras dengan prinsip keberlanjutan lingkungan.
Kemudian, pemerintah juga fokus pada perluasan pasar ekspor dan penguatan pasar domestik. Selain itu, diplomasi perdagangan bilateral dan multilateral turut diperkuat. (dik)