Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat memberikan paparan dalam konferensi pers APBN Kita.
JAKARTA, DDTCNews - Realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) telah melampaui target awal yang telah ditetapkan dalam APBN 2023.
Hingga Oktober 2023, realisasi PNBP tercatat sudah mencapai Rp494,17 triliun atau 112% dari target dalam APBN 2023 senilai Rp441,39 triliun.
"Ini sudah melampaui target APBN. Sudah 12% di atas target kita," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dikutip pada Selasa (28/11/2023).
Realisasi PNBP SDA migas sudah mencapai Rp97,8 triliun atau 74,6% dari target akibat penurunan harga ICP dan lifting migas. Walau realisasinya masih rendah, kinerja PNBP SDA migas mampu dikompensasi oleh PNBP jenis lainnya.
Sementara itu, PNBP SDA nonmigas sudah Rp116,8 triliun atau 180,3% dari target yang ditetapkan dalam APBN 2023. Menurut Sri Mulyani, tingginya capaian PNBP SDA nonmigas disebabkan oleh penyesuaian tarif iuran produksi/royalti baru bara lewat PP 26/2022.
"Kenaikan ini bukan karena harga. Harga batu bara kita mengalami penurunan cukup signifikan," ujarnya.
Kemudian, realisasi PNBP kekayaan negara dipisahkan (KND) sudah mencapai Rp74,1 triliun atau 150,9% dari target. Tercapainya target PNBP KND didorong oleh setoran dividen oleh BUMN, terutamanya BUMN sektor perbankan.
"Untuk PNBP lainnya, sudah mencapai Rp133,4 triliun. Ini sudah melampaui target, yaitu 117,8% dari target APBN tahun ini," tutur Sri Mulyani.
Perlu dicatat, target PNBP pada APBN 2023 telah direvisi melalui Peraturan Presiden (Perpres) 75/2023. Melalui perpres tersebut, target PNBP direvisi naik menjadi senilai Rp515,8 triliun. (rig)