Kepala PPATK Ivan Yustiavandana (kanan).
JAKARTA, DDTCNews - Indonesia resmi diterima menjadi anggota penuh Financial Action Task Force (FATF). Keanggotaan penuh diberikan kepada Indonesia melalui FATF Plenary yang digelar pada 25 Oktober hingga 27 Oktober 2023.
Dalam laporan FATF disebutkan Indonesia telah menjadi anggota ke-40 FATF, sekaligus negara anggota G-20 terakhir yang akhirnya bergabung ke dalam organisasi anti pencucian uang tersebut.
"Berdasarkan komitmen politik yang kuat dari Indonesia untuk meningkatkan program anti pencucian uang, pencegahan pendanaan terorisme, dan proliferasi senjata pemusnah massal, FATF Plenary setuju menerima Indonesia sebagai anggota penuh FATF," sebut FATF, dikutip pada Rabu (1/11/2023).
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkapkan bahwa keanggotaan Indonesia di FATF merupakan bentuk pengakuan dunia terhadap regulasi dan implementasi rezim anti pencucian uang di Indonesia.
Keanggotaan penuh pada FATF memiliki arti penting mengingat lembaga yang bermarkas di Paris ini berperan menetapkan standar global dari rezim anti pencucian uang.
Sementara itu, Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam penguatan rezim anti pencucian uang di Indonesia.
"Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh K/L, pihak pelapor, lembaga pengawas dan pengatur, seluruh stakeholder, mitra kerja, dan masyarakat Indonesia yang telah bersama-sama berkomitmen menjaga sistem keuangan yang stabil dan berintegritas," tuturnya.
Keanggotaan Indonesia pada FATF dipandang akan meningkatkan kredibilitas perekonomian nasional dan sistem keuangan Indonesia. Hal ini juga akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan investasi.
Dengan menjadi anggota penuh FATF, kepercayaan investor terhadap pemerintah akan meningkat. Investor akan makin yakin uang yang diinvestasikan di Indonesia aman.
"Dengan menjadi anggota penuh FATF, semakin luas kesempatan untuk Indonesia untuk memajukan kepentingan Indonesia dan merebut peluang emas di kancah internasional menuju Indonesia Emas 2045," ujar Ivan. (rig)