Ilustrasi. Pekerja membongkar muat tabung elpiji tiga kilogram subsidi di Banda Aceh, Aceh, Sabtu (2/9/2023). ANTARA FOTO/Irwansyah Putra./hp.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah akan meningkatkan sambungan jaringan gas rumah tangga dalam rangka mengurangi belanja subsidi LPG 3 kg.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan penggunaan LPG 3 kg sejauh ini terus meningkat dan menimbulkan belanja subsidi senilai Rp113 triliun. Sebaliknya, penggunaan LPG nonsubsidi justru terus menurun.
"Pada tahun 2022, [penggunaan LPG] mencapai 7,8 juta ton, ini yang subsidi. Dan, yang nonsubsidi itu turun terus, sekitar 580.000 kg pada tahun lalu," katanya dikutip dari Setkab, Jumat (13/10/2023).
Hingga saat ini, jaringan gas baru tersambung ke 835.000 rumah. Dari 835.000 rumah itu, jaringan gas yang tersambung ke 594.000 rumah didanai oleh pemerintah, sedangkan sisanya didanai oleh Perusahaan Gas Negara (PGN).
"Ini menjadi perhatian pemerintah sehingga jaringan gas ini bisa dinaikkan ke angka 2,5 juta rumah pada tahun 2024," tutur Airlangga.
Guna memperluas cakupan jaringan gas rumah tangga, pemerintah sedang menyiapkan regulasi yang memungkinkan pihak swasta untuk terlibat dalam penyediaan jaringan gas. Skemanya, melalui kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).
Melalui revisi perpres, lanjut Airlangga, pemerintah akan melibatkan swasta dalam pengembangan jaringan gas kota. Sementara itu, Kementerian ESDM bakal ditunjuk sebagai penanggung jawab dari KPBU dimaksud.
"Pengembangan jaringan gas kota ini membutuhkan revisi daripada perpres sehingga dalam peraturan presiden nanti akan ditunjuk Menteri ESDM sebagai penanggung jawab untuk kerja sama KPBU," ujarnya. (rig)