Ilustrasi.
"SAAT kita lagi bekerja, ya kita harus bekerja. Saat kita bermain, ya kita harus bermain. Menggabungkan keduanya itu hanya akan jadi hal yang sia-sia." Begitu kata Henry Ford dalam otobiografinya, My Life and Work (1922).
Boleh saja kalau ada di antara Anda yang masih menyepakati prinsip profesionalitas seperti itu. Namun, dewasa ini, bakal dimaklumi pula apabila ada sebagian dari Anda yang merasa tidak sejalan dengan pendiri Ford Motor Company tersebut.
Selain karena pemikiran dari buku itu sendiri telah berusia 100 tahun lebih, sudah bermunculan kisah dan riset yang membuktikan bahwa konsep play ketika diintegrasikan dalam pekerjaan ternyata bisa juga mengangkat performa sebagai profesional.
Mari belajar dari Richard Feynman. 16 Juni 1945 adalah hari terberat dalam hidupnya karena istri yang begitu dicintainya berpulang. Saking sedihnya, fisikawan itu mengalami kesusahan untuk meneruskan riset-risetnya lagi. Dia mengalami depresi dan harus ditangani psikiater.
Apa usahanya untuk bangkit dari keterpurukan itu? Feynman menanamkan dalam pikirannya sendiri bahwa dia tidak mau bekerja untuk menyelesaikan masalah-masalah fisika lagi. Dia hanya mau ‘bermain’ dengan fisika.
Mindset itu berhasil menuntunnya menjalani hidup dengan lebih santai. Terbukti, berbulan-bulan kemudian saat sedang beristirahat di kafetaria kampus tempatnya mengajar, Cornell University, Feynman 'tersambar' ide ketika tak sengaja melihat seseorang sedang memutar-mutar piring berlogo Cornell.
Piring itu, saat ia perhatikan dengan saksama, tak cuma bergoyang saat berputar di udara, logo Cornell berwarna merah di piring tersebut berotasi lebih cepat daripada goyangan piringnya sendiri. Feynman lalu iseng membuat persamaan fisika dari fenomena piring berputar. Just for fun, untuk main-main saja!
Siapa sangka, seperti diceritakan ulang oleh Ozal Varol dalam Awaken Your Genius (2023), hasil ‘main-main’ Feynman itu membuatnya diganjar hadiah Nobel bidang Fisika pada 1965. Baca juga ‘Insentif Tak Terduga dari Berani Mencoba’.
Play ala Praktisi Pajak
MEMBIDANGI pekerjaan yang tak kalah serius dengan Feynman, Founder DDTC Danny Septriadi dan Darussalam juga menyisipkan unsur play dalam profesinya.
Keduanya memang memiliki hasrat mendalam terhadap pajak sejak lama. Sejak studi hingga merintis karier, Danny maupun Darussalam begitu menikmati membaca buku perpajakan, mengajar, hingga konsisten mengkaji fenomena empiris pada dunia pajak.
Alhasil, ketika berkesempatan mendirikan DDTC, keduanya pun mendesain perusahaan tersebut agar terus mampu memfasilitasi hasratnya itu. Danny dan Darussalam lantas mendirikan beragam divisi dengan karakteristik yang beragam, tapi saling berkaitan bak ‘taman bermain’. Hal ini supaya keduanya bisa terus menerapkan unsur play sambil mengasah kreativitasnya sebagai praktisi di dunia perpajakan.
Misalnya, ketika sedang miskin inspirasi, Danny mengaku akan ‘iseng’ mengobrak-abrik bahan bacaan di DDTC Library yang berisi lebih dari 4.000 koleksi.
Saat sudah ‘jenuh’ melakukan riset, dia bisa lanjut menuliskan insight yang dia dapat dan memublikasikannya di DDTCNews atau buku. Dia juga mengajar di kelas-kelas yang diadakan oleh DDTC Academy. Di lain waktu, kalau lagi ‘bosan’ menulis atau mengajar, Danny bisa membantu para wajib pajak menjadi kuasa hukum.
“Saya menjalankan peran sebagai praktisi pajak di DDTC secara fun sambil menerapkan unsur play. Sebab, saya bisa memainkan ‘wahana’ di DDTC yang bermacam-macam, dari consulting, research, sampai academy. Ini cara saya mengasah kreativitas sebagai praktisi pajak sekaligus menjaga profesionalitas, karena ide akan terus berdatangan dan saya seperti mendapat energi baru,” kata Danny.
“Kalau Pak Darussalam, selain menjalankan aktivitas seperti saya, ‘wahananya’ untuk berkarya lebih banyak lagi. Selain fokus di internal DDTC untuk menembus kancah global, beliau juga biasa terlibat di acara atau forum pihak eksternal, terutama terkait meningkatkan literasi pajak ke universitas dan publik,” imbuh Danny. Baca juga ‘3 Profesional DDTC Terpilih sebagai Praktisi Pajak Terkemuka’.
Dalam kata lain, konsep play yang dipraktikkan dan dipromosikan Danny serta Darussalam sebagai praktisi pajak adalah mengupayakan cara-cara agar hasrat mereka sebagai profesional tidak pernah padam.
Mengupayakan agar hasrat atau passion sebagai profesional tidak padam sebenarnya sama dengan usaha memperpanjang hidup Anda sendiri. Dalam risetnya bertajuk This job is (literally) killing me: A moderated-mediated model linking work characteristics to mortality (2020), Gonzalez-Mulé dan Cockburn menjelaskan pekerjaan yang tuntutan dan tingkat stresnya tinggi bukanlah faktor utama dan tunggal atas kematian para pekerja.
Ketika pekerjaan dengan tuntutan dan pemicu stres yang tinggi itu bertemu dengan kurangnya hasrat untuk bekerja, barulah bisa berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental. Tak tanggung-tanggung, dampaknya bahkan dapat menyebabkan kematian.
Oleh karena itu, sangat bermanfaat apabila praktisi pajak dapat mengaplikasikan konsep play sebagai bagian dari rutinitasnya, agar tetap optimal dalam berkarya sambil terus mengasah kreativitasnya.
Tipsnya, Anda bisa mulai dari tahap yang sederhana sekaligus menyenangkan, seperti latihan berhumor!
DDTC Academy bersama lembaga kajian humor Institut Humor Indonesia Kini (IHIK3) ingin membantu Anda para profesional di bidang pajak untuk berkenalan dengan konsep play dan mempertajam insting berpikir kreatif melalui pendekatan humor. Insight soal itu akan digali serta dibagikan dalam acara bertajuk Insentif dari Berpikir Humor & Kreatif bagi Profesional Pajak.
Tidak hanya berbagi wawasan soal kreativitas dan pemanfaatannya pada bidang pajak berdasarkan pada pengalaman dan referensi terbaik dari The Library of Humor Studies yang berisi lebih dari 2.000 koleksi, Anda juga bisa berinteraksi dan berlatih melalui game sederhana yang mengandung humor.
Seminar ini akan diadakan pada Sabtu, 7 Oktober 2023, pukul 09.30-12.00 WIB di DDTC Hall 7th Floor, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Silakan daftarkan diri Anda segera melalui tautan https://academy.ddtc.co.id/seminar.
Membutuhkan informasi lebih lanjut? Hubungi Hotline DDTC Academy (+62)812-8393-5151 / [email protected] (Vira) atau melalui media sosial DDTC Academy Instagram (@ddtcacademy), Facebook (DDTC Academy), Twitter (@ddtcacademy), Telegram Channel (DDTCAcademy), dan LinkedIn Group (DDTC Academy). (sap)