Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Asian Development Bank (ADB) memperkirakan perekonomian Indonesia tumbuh 5%, baik pada tahun ini maupun tahun depan.
Merujuk pada Asian Development Outlook (ADO) September 2023, ADB memperkirakan kinerja ekspor Indonesia bakal melambat pada tahun ini dan tahun depan. Namun, perlambatan tersebut bakal terkompensasi oleh pemulihan konsumsi rumah tangga.
"Peningkatan mobilitas dan daya beli seiring dengan melambatnya inflasi bakal mendorong pemulihan konsumsi. Namun, laju konsumsi akan sedikit terhambat oleh tingginya suku bunga acuan bank sentral," tulis ADB, dikutip pada Rabu (20/9/2023).
Ekspor diekspektasikan akan terus melambat utamanya bila The Fed tetap mempertahankan suku bunga tinggi untuk jangka waktu yang lama. Jika ekonomi global melambat, permintaan dari China bakal terus menurun dan kian menekan kinerja ekspor Indonesia.
Walau ekspor menurun, ADB memperkirakan Indonesia bakal mampu menjaga neraca dagang dan neraca transaksi berjalan pada level surplus hingga tahun depan. Sebab, penurunan ekspor selalu diimbangi dengan penurunan impor.
"Perekonomian Indonesia memiliki ruang yang cukup untuk bertumbuh. Karena, perekonomian dalam negeri Indonesia yang sangat besar mampu meredam guncangan-guncangan eksternal," tulis ADB.
Meski optimistis perekonomian Indonesia tumbuh 5%, ADB memandang Indonesia masih perlu memperbaiki masalah-masalah struktural seihngga perekonomian mampu bertumbuh sebesar 6% per tahun sesuai dengan target pemerintah.
Tantangan yang perlu diselesaikan antara lain labor scarring dan learning loss akibat pandemi Covid-19, hambatan ekspor akibat regulasi antideforestasi dari negara mitra, serta kurangnya infrastruktur dan kerangka hukum yang diperlukan untuk mendukung tumbuh kembang dunia usaha.
Untuk itu, Indonesia perlu melanjutkan reformasi struktural dalam rangka meningkatkan investasi dan menciptakan lapangan kerja. Pendalaman sektor keuangan dan perbaikan iklim bisnis juga diperlukan guna mendukung upaya tersebut. (rig)