Menkeu Sri Mulyani dengan materi paparannya dalam konferensi pers APBN Kita.
JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan tingkat inflasi Indonesia sanggup terjaga di level yang rendah. Inflasi pada Juli 2023 tercatat senilai 3,08% (year on year/yoy). Hal ini diyakini menjadi bahan bakar bagi masyarakat untuk melakukan konsumsi.
Indonesia, menurut Sri Mulyani, memiliki kemampuan lebih baik jika dibandingkan sebagian besar negara-negara lain di dunia dalam mengendalikan laju inflasi. Tingkat inflasi RI pada Juli 2023 memang jauh di bawah laju inflasi di Singapura sebesar 4,5%, Eropa 5,3%, atau Inggris 7,9%.
"Ini sesuatu, selain tren global inflasi juga menurun, tetapi Indonesia sudah jauh lebih cepat dan lebih baik penurunan inflasinya," kata menkeu dalam konferensi pers APBN Kita, dikutip pada Sabtu (12/8/2023).
Berdasarkan komponennya, andil inflasi dari volatile food tercatat sangat rendah, yakni 0,0%. Sementara administered price berkontribusi terhadap 8,4% inflasi, sedangkan inflasi inti 2,4%.
"Secara headline, inflasi Indonesia di 3,1% ini dalam kategori negara-negara yang inflasinya rendah dan stabil cukup rendah dibandingkan negara G-20 atau Asean lainnya," kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani menilai, rendahnya inflasi bisa mendorong masyarakat untuk melakukan belanja. Daya beli yang terdongkrak, menurutnya, bisa mendukung pertumbuhan ekonomi.
Optimisme masyarakat yang baik terhadap perekonomian tercermin dari indeks optimisme yang berada di level 123,5. Sementara itu, Mandiri Spending Index yang mencerminkan tingkat konsumsi berada di level 33,93. Angka tersebut memang lebih rendah dari bulan-bulan sebelumnya lantaran adanya normalisasi setelah Lebaran pada Mei lalu.
Kemudian, indeks penjualan riil juga mengalami pertumbuhan pada Juli 2023 ke level 6,3%. Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia juga berada di level 53,3, meningkat dibanding bulan-bulan sebelumnya.
"Konsumsi yang baik juga tergambar dari tingkat penjualan sepeda motor yang masih kuat, yakni tumbuh 45,6% (yoy). Meskipun penjualan mobilnya terkontraksi 6,8% (yoy)," kata Sri Mulyani. (sap)