Gedung bertingkat terlihat dari kawasan Jalan Jendral Sudirman, Jakarta, Jumat (5/5/2023). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/nym.
JAKARTA, DDTCNews - Lembaga pemeringkat Rating and Investment (R&I) menaikkan outlook Indonesia menjadi positif dengan peringkat kredit tetap pada posisi BBB+ (investment grade).
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Deni Surjantoro mengatakan keputusan ini merupakan cerminan dari ketangguhan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global dan konsolidasi fiskal yang cepat. Selain itu, pertumbuhan pendapatan yang solid serta pertumbuhan ekonomi yang stabil juga turut berdampak positif.
"Perubahan outlook menjadi positif didasarkan pada beberapa faktor kunci yang menunjukkan stabilitas ekonomi negara dan prospek pertumbuhan yang baik," katanya, dikutip pada Kamis (27/7/2023).
Deni mengatakan stabilitas ekonomi terutama ditandai dengan capaian Indonesia menjaga stabilitas harga dengan tingkat inflasi yang berada dalam target bank sentral pada tahun ini. R&I pun menilai stabilitas harga akan terus terjaga di masa mendatang.
Selain itu, pemerintah telah membuat kemajuan signifikan dalam mengatasi tantangan fiskal. Pada 2022, pendapatan pemerintah mengalami pertumbuhan yang signifikan didorong oleh kenaikan harga komoditas dan efek positif dari reformasi pajak.
Pemerintah Indonesia pun telah berhasil mengendalikan defisit fiskal yang saat ini berada di bawah 3% dari PDB. Pada tahun lalu, defisit fiskal telah menurun signifikan menjadi 2,4%, serta defisit diperkirakan akan tetap pada tingkat rendah untuk mendukung stabilitas eksternal Indonesia secara berkelanjutan.
"Penurunan defisit fiskal ini memberikan dampak positif dalam mengurangi beban utang pemerintah dan pembayaran bunga," ujarnya.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia disebut menunjukkan pencapaian yang mengesankan, yakni mencapai 5,3% pada 2022. Faktor yang mendorong pertumbuhan ini antara lain peningkatan ekspor berkat harga sumber daya alam yang lebih tinggi, serta pemulihan konsumsi swasta dan investasi.
Meskipun diperkirakan pertumbuhan ekonomi akan melambat pada semester II/2023, R&I memproyeksikan bahwa pertumbuhan PDB riil Indonesia akan tetap stabil sekitar 5% mulai 2024.
R&I menyatakan bahwa peringkat kredit dapat ditingkatkan jika paket kebijakan ekonomi yang telah disiapkan, termasuk reformasi di sektor cipta kerja dan sektor keuangan, berhasil meningkatkan nilai tambah dan daya saing industri dalam negeri. Selain itu, kelanjutan kebijakan ini di bawah pemerintahan baru dan kondisi perekonomian yang stabil juga menjadi faktor penting dalam peningkatan peringkat kredit ke depan.
Deni menegaskan pemerintah berkomitmen menjaga stabilitas perekonomian di tengah tantangan ketidakpastian ekonomi global. Dalam menghadapi situasi yang tidak pasti, pemerintah akan terus melaksanakan kebijakan fiskal yang responsif, berhati-hati, dan berkelanjutan.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebut peningkatan outlook Indonesia menunjukkan keyakinan kuat pemangku kepentingan internasional atas stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia yang tetap terjaga. Kepercayaan dunia internasional ini didukung kredibilitas kebijakan yang tinggi dan sinergi bauran kebijakan yang kuat antara pemerintah dan BI.
"Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan ekonomi dan keuangan global dan domestik, merumuskan dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta terus memperkuat sinergi dengan pemerintah untuk mendukung percepatan transformasi ekonomi menuju ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan," katanya.
R&I sebelumnya mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB+ (2 level di atas tingkat terendah investment grade) dengan outlook stabil pada 4 Juli 2022. (sap)