Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di Kantor Pusat BI, Jakarta, Kamis (19/1/2023). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/YU
JAKARTA, DDTCNews - Bank Indonesia (BI) menyatakan telah siap melaksanakan redenominasi rupiah dengan menghapus 3 digit angka nol.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan otoritas telah melakukan beberapa persiapan untuk redenominasi rupiah. Meski demikian, rencana redenominasi tidak akan dilaksanakan secara terburu-buru.
"Redenominasi sudah kami siapkan dari dulu. Masalah desainnya, kemudian juga masalah tahapan-tahapannya," katanya, dikutip pada Rabu (23/6/2023).
Perry menuturkan BI telah menyusun rencana operasional dan langkah redenominasi rupiah. Sebelum merealisasikan rencana tersebut, terdapat 3 faktor yang harus diperhatikan pemerintah dan BI sebagai otoritas moneter.
Pertama, kondisi makroekonomi harus benar-benar bagus. Kedua, stabilitas kondisi moneter dan stabilitas sistem keuangan. Ketiga, kondisi sosial politik yang kondusif dan kuat.
Dia menjelaskan kondisi makroekonomi Indonesia saat ini sudah bagus, tetapi belum tepat melakukan redenominasi rupiah lantaran masih dihadapkan pada tantangan, termasuk dampak rambatan (spillover) dari perekonomian global.
Demikian pula soal stabilitas sistem keuangan yang dibayangi risiko global. "Kalau kondisi sosial politiknya, tentu saja adalah pemerintah yang lebih tahu," ujarnya.
Rencana redenominasi rupiah telah mengemuka sejak lebih dari 1 dekade lalu. Isu redenominasi juga ramai dibahas ketika BI menerbitkan uang kertas emisi 2022.
Redenominasi dinilai mampu meningkatkan efisiensi penggunaan jumlah angka pada mata uang. Namun, redenominasi dari Rp1.000 menjadi Rp1 tersebut tidak akan mengurangi nilai mata uang.
Melalui PMK 77/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga menyinggung RUU tentang Perubahan Harga Rupiah (RUU Redenominasi) sebagai regulasi yang harus disiapkan Kemenkeu. (rig)