Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Luky Alfirman saat membuka masa penawaran sukuk tabungan seri ST-004. (foto: Kemenkeu)
JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah melalui Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu resmi membuka penawaran untuk sukuk tabungan seri ST—004. Instrumen investasi ini diklaim akan diminati oleh masyarakat.
Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Luky Alfirman mengatakan pihaknya memasang target Rp2 triliun untuk penyerapan sukuk tabungan seri ST—004. Ceruk pasar yang berbeda menjadi alasan otoritas optimistis minat masyarakat sama seperti obligasi konvensional pemerintah lainnya.
“Kita optimistis karena bagimanapun juga sukuk ini berbeda dengan SBR [savings bond ritel] dan kini sudah masuk Ramadan jadi ada tambahan pendapatan masyarakat dari THR [tunjangan hari raya],” katanya di Perpustakaan Nasional, Jumat (3/5/2019).
Lebih lanjut, Luky juga menjelaskan tren penurunan imbal hasil untuk obligasi pemerintah. Catatan DJPPR, imbal hasil untuk sukuk tabungan ST—003 sebesar 8,15%. Sementara itu, imbal hasil ST—004 dipatok pada angka 7,95%.
Tren penurunan imbal hasil tersebut, menurutnya, tidak lepas dari dinamika global. Sikap bank sentral Amerika Serikat, The Fed yang cenderung melunak pada tahun ini menjadi sinyal bagi otoritas fiskal menurunkan imbal hasil surat utang.
“Kita lihat ada sentimen positif yaitu penyataan yang dovish dari The Fed. Jadi, kita dapat capital inflow yang membuat kita berani untuk turunkan yield. Itu bagian dari fleksibilitas kami,” paparnya.
Seperti diketahui, masa penawaran ST—004 akan berlangsung hingga 21 Mei 2019. Investor dapat membeli instrumen investasi berbasis syariah ini di 20 mitra distribusi. Adapun penggunaan dana dari pembiayaan ST—004 ini akan dilakokasikan untuk anggaran pendidikan nasional. (kaw)