JAKARTA, DDTCNews – Mahasiswa Jurusan Pajak Prodi D3 Pajak Politeknik Keuangan Negara STAN Iwan Hendriyanto dan Dyah Ani Nurul Yulita akan memaksimalkan kunjungan mereka ke India pada awal Desember tahun ini.
Sebagai pemenang DDTCNews Tax Competition 2018, mereka mendapat kesempatan mengikuti International Taxation Conference 2018 pada 6-8 Desember tahun ini di India. Seluruh akomodasi ditanggung penuh oleh DDTC.
Kunjungan ke India menjadi kali pertama mereka melakukan perjalanan ke luar negeri. Tidak mengherankan jika Iwan dan Dyah sangat antusias. Iwan mengaku akan memanfaatkan momen ini untuk belajar langsungtentang perpajakan dalam konteks global dengan para ahli.
“Selain itu, saya ingin mencari tahu kebudayaan masyarakat [India] seperti apa. Saya ingin mempelajari beberapa aspek terkait perpajakan yang bisa diadopsi di sini [Indonesia],” ujarnya selepas menerima penghargaan di Menara DDTC, Rabu (3/10/2018).
Menurutnya, beberapa aspek seperti kebijakan sosialisasi perpajakan ke masyarakat dan penerapan pajak di India juga menarik untuk dilihat. Apalagi, sambungnya, Indonesia masih menghadapi permasalahan domestik terkait rendahnya kepatuhan wajib pajak (WP).
Tidak hanya itu, menurutnya, generasi milenial masih banyak yang belum paham terkait pajak. Dalam beberapa komentar yang sering muncul di media sosial, sambung Iwan, banyak anak muda yang hanya melihat pajak sebagai beban masyarakat tanpa manfaat.
Oleh karena itu, kemudahan yang ditawarkan melalui perkembangan teknologi harus dimanfaatkan untuk mencari informasi dari sumber yang akurat. Salah satu media yang bisa dipercaya dalam menyampaikan informasi tentang perpajakan adalah DDTCNews.
Dyah pun berpandangan yang sama terkait kepatuhan dan kesadaran masyarakat terkait perpajakan. Oleh karena itu, dia mengaku sangat bersemangat untuk mencari ilmu baru terkait perpajakan di India nanti, yang bisa diaplikasikan di Tanah Air.
“Kami ingin cari pengalaman dan pengetahuan. Pengalaman mengikuti konferensi internasional dan pergi ke luar negeri. Tentunya akan banyak manfaat yang bisa didapat di India,” katanya.
Dalam kompetisi pajak yang bersamaan dengan momentum hari jadi ke-11 DDTC tersebut, Dyah mengaku banyak mendapat pengalaman dan ilmu. Apalagi, pengalaman mengikuti simulasi moot court dalam babak final tergolong sangat berharga.
“Kompetisi ini berbeda dari beberapa kompetisi lainnya, terutama karena ada simulasi moot court. Ini pertama kalinya saya berdebat dalam simulasi sidang sengketa pajak,” katanya.
Dia pun berharap agar kompetisi pajak seperti ini terus diadakan. Selain memberikan pengalaman kepada para mahasiswa, sambungnya, kompetisi seperti ini mampu memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya pajak dalam kehidupan bernegara.
“Saya senang dan bahagia bisa mencari tahu bagaimana pandangan orang lain dengan kompetisi seperti ini. Apalagi, kami berasal dari perguruan tinggi yang berbeda-beda. Terima kasih DDTC, atas pengalaman yang diberikan kepada kami,” tutur Dyah. (kaw)