JAKARTA, DDTCNews - Momen besar Ramadan, naiknya belanja sosial dan libur panjang lebaran, telah mengerek angka pertumbuhan ekonomi kuartal II sebesar 5,27% dan tumbuhnya konsumsi rumah tangga yang mampu lewati angka 4%.
Namun, tingginya angka pertumbuhan pada paruh kedua semester I diperkirakan tidak akan terulang untuk sisa waktu tahun ini.
Setidaknya itulah gambaran indeks tedensi bisnis dan konsumen untuk kuartal III yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Kedua indeks tersebut mencatat penurunan.
"Angka ini masih sebatas prakiraan dan bisa berubah dalam waktu berjalan," kata Kepala BPSÂ Suhariyanto, Senin (6/8).
Dia menjelaskan untuk Indeks Tendensi Bisnis (ITB) pada kuartal III diperkirakan sebesar 106,05. Angka ini turun dari ITB kuartal II yang sebesar 112,82.
Penurunan lebih tajam terjadi untuk Indeks Tendensi Konsumen (ITK)Â yang turun dari 125,43 pada kuartal II dan diperkirakan menjadi 96,99 pada kuartal III 2018.
"Untuk ITK turun agak dalam karena adanya perkiraan penurunan pendapatan karena tidak ada THR lagi. Selain itu juga berkurangnya rencana konsumen untuk membeli barang tahan lama, rekreasi dan menggelar hajatan," jelasnya.
Oleh karena itu, untuk kuartal III pemerintah memainkan peran kunci untuk jaga pertumbuhan tidak jauh berbeda dari angka di kuartal II. Belanja yang lebih merata dan pengendalian inflasi merupakan dua instrumen yang dapat dilakukan.
"Tentu kita berharap pasca angka 5,27% dapat kembali tercapai, untuk menjaga ke sana seperi saya bilang inflasi harus terkendali sehingga konsumsi rumah tangga masih bagus. Realisasi atau pencairan dari konsumsi pemerintah harus terus digalakan dan jangan numpuk di triwulan ke-4. Tapi pertumbuhanya menyebar rata dari triwulan 1 sampai 4," terangnya. (Amu)