MEKSIKO, DDTCNews – Baru-baru ini para peneliti di University of North Carolina dan National Institute of Public Health di Meksiko merilis hasil penelitian yang mengamati efek tahun pertama diterapkannya pajak atas makanan cepat saji sejak berlaku pada 2014.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan terdapat pengurangan konsumsi makanan cepat saji sebesar 5,1% yang setara sengan 25 gram per orang setiap bulannya akibat diberlakukannya pajak makanan cepat saji sebesar 8%.
“Sekitar 14% dari konsumsi kilokalori orang meksiko berasal dari makanan-makanan yang telah dipajaki ini,” ujar Dr Barry Popkin, profesor di University of North Carolina dan salah satu co-penulis penelitian.
Di Meksiko, pemerintah menetapkan pajak 8% pada makanan yang berkalori tinggi guna mengatasi meningkatnya jumlah obesitas dan diabetes. Selain itu, berlaku juga tarif sebesar 10% untuk minuman bersoda dan minuman yang mengandung gula.
Menurut penelitian, pajak atas makanan cepat saji ini berhasil menurunkan pembelian makanan cepat saji pada kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah dan menengah.
Masyarakat berpenghasilan rendah membeli rata-rata 10,2% dan yang berpenghasilan menengah membeli rata-rata 5,8%. Sedangkan jumlah pembelian makanan cepat saji di kalangan masyarakat berpenghasilan tinggi tidak mengalami perubahan.
“Meksiko merupakan salah satu negara dengan tingkat obesitas pada anak-anak dan orang dewasa tertinggi di dunia. Lebih dari 33% anak-anak dan sekitar 70% orang dewas mengalami obesitas di Meksiko,” ujar Barry.
Menurut para peneliti, seperti dilansir dalam foodtank.com, diperlukan lebih banyak lagi penelitian yang harus dilakukan untuk mengevaluasi dampak dari pajak yang diberlakukan atas asupan energi makanan secara keseluruhan, kualitas makanan, dan pola pembelian makanan di Meksiko. (Amu)