Ilustrasi.
KIEV, DDTCNews - Pemerintah Ukraina berencana untuk kembali mengenakan cukai atas pembelian BBM guna mengatasi masalah bengkaknya defisit.
Rencananya, setiap 1.000 liter bensin dan solar akan dikenai cukai senilai EUR100. Cukai tersebut diusulkan berlaku hingga berakhirnya darurat militer.
"Kementerian Keuangan sedang menghadapi situasi yang menantang. Tambahan penerimaan diperlukan untuk menjawab tantangan tersebut," ujar Menteri Infrastruktur Ukraina Oleksandr Kubrakov, dikutip Senin (22/8/2022).
Pengenaan cukai senilai EUR100 per 1.000 liter BBM diekspektasikan menghasilkan tambahan penerimaan senilai UAH2 miliar hingga UAH3 miliar atau Rp808,1 miliar hingga Rp1,21 miliar.
Pengenaan cukai atas konsumsi BBM diekspektasikan tidak berdampak besar terhadap harga yang diterima konsumen. Pasalnya, harga BBM tercatat sudah lebih rendah bila dibandingkan dengan saat awal perang.
Pada masa awal perang, Ukraina memangkas tarif PPN atas BBM dari 20% menjadi 7% dan membebaskan BBM dari pengenaan Cukai. Kala itu, pemerintah berargumen pembebasan pajak dan cukai diperlukan untuk menstabilkan suplai BBM di tengah perang.
Akibat pemangkasan tarif tersebut, pemerintah mengaku tidak memiliki dana yang mencukupi untuk mendanai pembangunan jalan dan fasilitas transportasi.
Pada Juli 2022, Ukraina tercatat sudah kembali mengenakan cukai dan bea masuk atas impor mobil. Namun, penerimaan dari pungutan tersebut masih belum mampu mengompensasi penerimaan yang hilang pada Maret hingga Juni 2022. (sap)