Ilustrasi. (DDTCNews)
MOSCOW, DDTCNews – Rencana pajak karbon Uni Eropa membuat pelaku usaha pengolahan besi dan baja di Rusia resah karena akan meningkatkan biaya ekspor secara signifikan.
Wakil Menteri Perindustrian Rusia Viktor Evtukhov mengatakan industri besi dan baja domestik akan mendapatkan tambahan biaya sekitar US$800 juta atau setara dengan Rp11,3 triliun. Tambahan biaya tersebut terjadi jika Uni Eropa menerapkan pajak karbon lintas yurisdiksi.
"Pengenalan pajak semacam itu akan berdampak kepada sekitar 13 juta metrik ton baja Rusia ke Uni Eropa," katanya, dikutip Senin (23/11/2020).
Evtukhov menjelaskan pajak karbon dihitung berdasarkan jumlah emisi yang dikeluarkan produsen untuk menghasilkan barang di negara asal. Jika proses produksi tidak mengikuti standar emisi industri Uni Eropa, pajak karbon akan berlaku saat barang memasuki pasar tunggal Eropa.
Dia menyebutkan kebijakan tersebut akan berdampak signifikan kepada industri besi dan baja asal Rusia. Hal itu dikarenakan Uni Eropa merupakan pasar ekspor terbesar untuk produksi besi dan baja Rusia.
Pemerintah Rusia juga menghitung nilai ekspor besi dan baja Rusia ke pasar Uni Eropa setiap tahun sekurangnya mencapai US$7 miliar. Bila pajak karbon diterapkan maka setiap ton ekspor akan dikenakan tambahan pajak sebesar €60.
"Estimasi kerugian dari pajak karbon Uni Eropa sekitar US$780 juta-US$800 juta per tahun," tutur Evtukhov seperti dilansir urdupoint.com.
Sebelumnya, Presiden Asosiasi Industri Rusia Alexander Shokhin memaparkan ekspor komoditas Rusia ke pasar Uni Eropa akan tergerus karena pajak karbon. Eksportir Rusia berpotensi kehilangan €3 miliar per tahun karena harus membayar pajak karbon. (rig)