AMERIKA SERIKAT

Trump Tunda Bea Masuk Tambahan atas Chip China hingga Juni 2027

Muhamad Wildan
Minggu, 28 Desember 2025 | 09.30 WIB
Trump Tunda Bea Masuk Tambahan atas Chip China hingga Juni 2027
<p>Presiden AS Donald Trump. (foto: it.usembassy.gov)</p>

WASHINGTON D.C., DDTCNews - Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk menunda pemberlakuan bea masuk tambahan berdasarkan Section 301 atas impor semikonduktor atau chip dari China hingga Juni 2027.

Dengan keputusan ini, impor chip dari China tetap dikenai bea masuk sebesar 50% oleh AS. Bea masuk sebesar 50% dimaksud telah diberlakukan sejak era pemerintahan Presiden AS Joe Biden.

Pada 23 Juni 2027, bea masuk tambahan akan diberlakukan di atas bea masuk 50% yang sudah berlaku. "Bea masuk baru akan menambah bea masuk 50% yang sudah berlaku atas semikonduktor dari China," ungkap USTR dalam notice of action, dikutip pada Minggu (28/12/2025).

Meski belum memberlakukan bea masuk tambahan atas impor chip, AS menilai kebijakan China untuk mendominasi pasar chip global telah menciptakan iklim bisnis yang tidak adil bagi pengusaha AS.

Menurut AS, China memiliki kontrol yang luas biasa terhadap industri chip melalui subsidi, pembatasan pasar, dan transfer of technology secara paksa. Tak hanya itu, China tidak menerapkan persaingan usaha yang sehat dengan membatasi kehadiran perusahaan asing.

Dominasi China atas industri chip diklaim akan menciptakan kerentanan oleh karena adanya ketergantungan terhadap chip dari China. Hal ini bisa digunakan sebagai senjata oleh China untuk melakukan pemaksaan menggunakan instrumen ekonomi.

"Dominasi China akan menciptakan risiko keamanan ekonomi akibat ketergantungan dan kerentanan pada sektor-sektor yang penting untuk berfungsinya perekonomian AS," ungkap USTR.

Menanggapi sikap USTR dimaksud, Kementerian Luar Negeri China menuding AS telah menyalahgunakan instrumen bea masuk. Menurut China, AS telah menggunakan bea masuk untuk menekan industri China.

"Hal ini mengganggu stabilitas rantai pasokan global, menghambat perkembangan industri semikonduktor semua negara, dan merugikan negara lain sekaligus merugikan diri sendiri," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dilansir cbsnews.com.

China pun mendesak AS untuk segera merevisi kebijakan-kebijakannya yang dianggap keliru. (dik)

Editor : Dian Kurniati
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Ingin selalu terdepan dengan kabar perpajakan terkini?Ikuti DDTCNews WhatsApp Channel & dapatkan berita pilihan di genggaman Anda.
Ikuti sekarang
News Whatsapp Channel
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.