TALLINN, DDTCNews - Parlemen Estonia pada akhirnya menolak desakan publik untuk menurunkan tarif PPN atas produk makanan.
Melalui proses pengambilan suara, sebanyak 19 anggota parlemen memberikan dukungan terhadap usulan pemotongan tarif PPN atas produk makanan. Sayangnya, 42 orang anggota parlemen lainnya abstain sehingga usulan tersebut tidak bisa disetujui.
"Setidaknya dibutuhkan 51 suara yang mendukung agar usulan tersebut disahkan," bunyi keterangan tertulis parlemen, dikutip pada Senin (15/12/2025).
Desakan pemangkas tarif pajak atas produk makanan telah mengemuka sejak Estonia menaikkan tarif PPN dari 22% menjadi 24% pada 1 Juli 2025. Tarif PPN tersebut berlaku umum, termasuk atas makanan yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat.
Bersamaan dengan kenaikan tarif pajak itu, muncul petisi yang menyerukan pemotongan PPN untuk produk pangan yang ditulis oleh Juara Masterchef Estonia musim pertama Jana Guzanova.
Petisi tersebut ditandatangani oleh sekitar 100.000 orang, sebuah rekor baru lantaran sangat jarang petisi di Estonia mencapai 1.000 tanda tangan. Desakan memotong tarif PPN atas produk pangan juga meluas dan didukung oleh kalangan pengusaha.
Kelompok Partai Tengah di parlemen lantas mengusulkan penurunan PPN atas makanan menjadi 9%. Beberapa produk yang diusulkan memperoleh penurunan tarif PPN antara lain sayuran, produk susu, daging, sereal, dan ikan.
"Kenaikan harga makanan paling berdampak pada lansia dan keluarga berpenghasilan rendah sehingga penurunan tarif PPN akan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat," bunyi penjelasan dalam usulan yang disampaikan Partai Tengah.
Dengan tidak disetujuinya usulan tersebut, harapan masyarakat Estonia untuk memangkas tarif PPN atas produk makanan kini sudah kandas. (dik)
