NEW DELHI, DDTCNews - Pemerintah India berencana memangkas tarif pajak barang dan jasa (goods and services tax/GST) sebelum hari besar keagamaan Diwali pada Oktober 2025.
Perdana Menteri Narendra Modi meyakini pemangkasan tarif GST akan membuat harga barang dan jasa menjadi lebih murah sehingga konsumsi masyarakat ikut terdongkrak. Menurutnya, kebijakan baru nanti akan meringankan rakyat kecil, kelas menengah, dan pelaku UMKM.
"Pada Diwali kali ini, reformasi GST akan memberikan manfaat ganda bagi masyarakat sehingga perayaan menjadi lebih meriah," ujarnya, dikutip pada Sabtu (23/8/2025).
Modi mengatakan reformasi GST merupakan kebutuhan mendesak. Dia menjamin pemerintah akan menyederhanakan struktur tarif GST, meningkatkan transparansi, serta membuat sistem pemungutan pajak yang lebih adil.
Dia meminta seluruh negara bagian mendukung inisiatif pemerintah pusat. Draf reformasi GST ini juga sudah dibagikan kepada pimpinan negara bagian.
Modi meminta seluruh negara bagian mengimplementasikan reformasi GST tersebut sebelum Diwali.
"Saya berharap semua negara bagian akan bekerja sama dalam inisiatif pemerintah pusat," kata Modi dilansir ndtv.com.
GST yang berlaku di India terdiri atas 5 lapisan tarif. Pertama, GST sebesar 0% atau nihil untuk barang-barang berupa bahan pangan pokok. Kedua, tarif GTS sebesar 5% untuk produk yang digunakan sehari-hari atau consumer goods.
Ketiga, tarif GST sebesar 12% untuk barang standar. Keempat, tarif GST sebesar 18% untuk barang elektronik dan jasa. Kelima, tarif GTS sebesar 28% untuk barang mewah dan barang berbahaya (demerit and sin goods).
Rencananya, pemerintah India akan mengenalkan struktur pajak baru dengan 2 tingkat tarif, yaitu GST sebesar 5% dan 18%. Selain itu, menerapkan tarif tertinggi sebesar 40% untuk 5 hingga 7 jenis barang yang kena larangan dan pembatasan (lartas). (dik)