AMERIKA SERIKAT

PBB Sebut Negara Miskin dan Berkembang Paling Terpukul akibat Tarif AS

Aurora K. M. Simanjuntak
Selasa, 03 Juni 2025 | 14.30 WIB
PBB Sebut Negara Miskin dan Berkembang Paling Terpukul akibat Tarif AS

Ilustrasi. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU

JAKARTA, DDTCNews - Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyoroti negara-negara rentan dan berpenghasilan rendah akan menghadapi risiko paling berat akibat kebijakan tarif impor Amerika Serikat meskipun saat ini pengenaannya masih ditangguhkan.

Dalam laporan terbarunya, PBB memetakan 3 kategori negara yang paling terdampak tarif AS yakni negara kepulauan kecil yang sedang berkembang, negara paling tidak berkembang, dan negara berkembang yang letak geografisnya jauh dari laut atau hanya dikelilingi daratan.

PBB menjelaskan negara-negara tersebut akan kesulitan menghadapi tarif impor tinggi lantaran selama ini paling banyak mengeskpor ke AS.

"Negara-negara [yang tergolong 3 kategori di atas] menghadapi risiko ekonomi paling besar dari tarif AS yang tinggi karena AS menyerap sebagian besar ekspor mereka," tulis laporan PBB, dikutip pada Selasa (3/6/2025).

PBB melaporkan semua negara dengan ekonomi rentan akan menghadapi tarif ekspor yang lebih tinggi daripada yang mereka kenakan pada barang-barang ekspor AS. Imbasnya, sederet negara akan mengalami kemerosotan ekspor.

Semua negara kecuali Kanada, China, dan Meksiko akan menghadapi tarif impor khusus sebesar 10%. Kemudian, beberapa negara bisa dikenakan tarif hingga 50% melalui skema tarif spesifik, yang saat ini sedang ditunda hingga Juli 2025.

Sementara itu, PBB mencatat sedikitnya ada 11 negara paling rentan yang akan menghadapi tarif impor khusus dari AS. Contohnya Angola dan Fiji diprediksi terkena 32%, serta Lesotho dan Afrika Selatan yang bisa kena tarif hingga 50%.

"Puluhan ekonomi yang rentan dapat mengalami penurunan ekspor. Oleh karena itu, PBB mendesak Amerika Serikat untuk menyelamatkan mereka dan melindungi perkembangan negara mereka," ulas laporan PBB. (dik)

Editor : Dian Kurniati
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Ingin selalu terdepan dengan kabar perpajakan terkini?Ikuti DDTCNews WhatsApp Channel & dapatkan berita pilihan di genggaman Anda.
Ikuti sekarang
News Whatsapp Channel
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.