China's national flag flutters at a business district in Beijing, October 29, 2015. China's Premier Li Keqiang said China requires annual growth of at least 6.53 percent over the next five years, Bloomberg reported, citing unidentified sources. Chinese leaders are meeting in Beijing to decide on an economic growth target for the next five years. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
BEIJING, DDTCNews - China memutuskan untuk meningkatkan tarif bea masuk atas barang impor dari Amerika Serikat (AS).
Dalam keterangan resminya, China memutuskan untuk meningkatkan tarif bea masuk dari 84% menjadi sebesar 125%. Kenaikan bea masuk merupakan retaliasi atas langkah AS yang menetapkan bea masuk resiprokal sebesar 125% atas barang impor dari China.
"Pengenaan bea masuk yang sangat tinggi oleh AS telah melanggar aturan perdagangan internasional, hukum ekonomi, dan akal sehat," tulis Komisi Tarif China dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu (12/4/2025).
China pun memastikan ke depan pihaknya tidak akan meningkatkan tarif bea masuk dalam hal AS memutuskan untuk kembali meningkatkan tarif bea masuk resiprokal atas barang China.
Ke depan, jika AS terus meningkatkan tarif bea masuk resiprokal atas barang yang diekspor ke oleh China ke AS, China akan mengabaikannya dan tidak akan menerapkan retaliasi.
Dalam keterangan resmi yang terpisah, Kementerian Perdagangan China menyatakan bea masuk resiprokal yang dikenakan oleh AS hanyalah permainan angka belaka dan tidak memiliki signifikansi ekonomi.
"Hal ini akan mengekspos bea masuk resiprokal sebagai instrumen penindasan dan akan menjadi bahan tertawaan. Jika AS terus melanjutkan permainan tarif, China akan mengabaikannya," ungkap Kementerian Perdagangan China.
Meski demikian, China tetap berkomitmen untuk mencapai kesepakatan dengan AS melalui dialog yang setara. Kesepakatan tidak dapat dicapai melalui ancaman dan tekanan.
"Hakikat hubungan dagang China dan AS adalah saling menguntungkan. Tidak ada pemenang dalam perang dagang dan proteksionisme," tulis Kementerian Perdagangan China. (sap)