MATARAM, DDTCNews -- Keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika memberikan dampak nyata terhadap peningkatan penerimaan pajak. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Praya yang membawahi wilayah Lombok Tengah mencatat pertumbuhan penerimaan pajak sebesar 8% dibandingkan dengan tahun lalu.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Nusa Tenggara Samon Jaya menyebut pertumbuhan positif tersebut tidak lepas dari aktivitas ekonomi yang semakin menggeliat di kawasan Mandalika.
“Salah satunya karena Mandalika. Kita lihat transaksi atas tanah dan bangunan meningkat, kemudian tingkat hunian hotel juga luar biasa. Dampaknya langsung terlihat pada penerimaan pajak. Luar biasa pemerintah membuat KEK-KEK di mana-mana, salah satunya di Nusa Tenggara Barat (NTB),” kata Samon, dikutip pada Rabu (24/12/2025).
Menurutnya, geliat ekonomi Mandalika kini sejajar dengan kawasan wisata unggulan lain di NTB seperti Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Bahkan, transaksi di kawasan wisata tersebut sudah mencapai triliunan rupiah per tahun.
“Kalau kita lihat Mandalika dengan 3 gili itu sudah hampir setara. Di media disebutkan transaksi di kawasan gili bisa mencapai sekitar Rp7 triliun per tahun. Mandalika arahnya ke sana,” jelasnya.
Samon mengungkapkan tingkat penerimaan pajak di KPP Praya sudah mendekati 94% dari target. Selain itu, pencapaian penerimaan pajak di KPP Praya menunjukkan tren yang positif setiap tahunnya. Kondisi ini berbeda dengan sejumlah KPP lain di wilayah Nusa Tenggara yang masih mengalami kontraksi.
“Di saat KPP lain rata-rata minus, KPP Praya justru tumbuh 8% dari Desember 2024 dengan Desember 2025. Ini satu-satunya yang positif dan ini tidak lepas dari peranan KEK Mandalika,” tegasnya.
Ia menambahkan sumber penerimaan pajak dari kawasan Mandalika berasal dari berbagai sektor, terutama perhotelan, properti, dan investasi. Tingginya tingkat kunjungan wisata berdampak pada okupansi hotel serta transaksi jual beli vila dan hotel dengan nilai tinggi menjadi pendongkrak setoran pajak.
“Hotel jelas terkait kunjungan wisata. Lalu transaksi properti juga meningkat. Bahkan ada vila yang dijual dengan harga miliaran rupiah per unit,” ungkap Samon.
Meski demikian, Samon menegaskan KPP Praya tidak hanya melihat pertumbuhan dari sisi angka nominal. Lebih luas dari itu, KPP Praya juga berupaya terus mendorong kepatuhan formal wajib pajak, seperti pendaftaran dan pelaporan pajak.
“Kita bicara pakai angka. Berapa yang sudah terdaftar, berapa yang sudah melapor. Itu indikator yang bisa diukur secara jelas,” katanya.
Samon pun berharap peran media massa dapat terus mengangkat perkembangan positif tersebut. Hal ini dimaksudkan agar kepercayaan investor dan pelaku usaha terhadap iklim ekonomi NTB, khususnya Mandalika, semakin meningkat.
“Beritakan yang positif. Kalau ada yang kurang, arahkan ke solusi. Karena investasi di Mandalika ini sedang bergerak dan memberi dampak nyata,” pungkasnya dilansir suarantb.com. (dik)
