MALAYSIA

Ramai Lagi Wacana GST di 2022, UMKM Ketar-Ketir

Dian Kurniati
Jumat, 03 September 2021 | 12.00 WIB
Ramai Lagi Wacana GST di 2022, UMKM Ketar-Ketir

Seorang anak mengenakan pakaian Jalur Gemilang dengan memakai masker saat merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-64 Malaysia di Dataran Merdeka, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (31/8/2021). ANTARA FOTO/ Rafiuddin Abdul Rahman/foc.

KUALA LUMPUR, DDTCNews - Asosiasi UMKM Malaysia menentang usulan penerapan pajak barang dan jasa (goods and services tax/GST) pada 2022. Penerapan GST menggantikan pajak penjualan dan pajak layanan (sales tax and service tax/SST).

Presiden Asosiasi UMKM Datuk Michael Kang mengatakan penerapan GST yang mendadak akan memberatkan pengusaha dan membuat proses pemulihan dari pandemi Covid-19 semakin sulit. Adapun tarif GST yang diusulkan saat ini sebesar 4%.

"Jika usulan tersebut diterima, tidak hanya akan mengganggu operasional bisnis tetapi juga menambah biaya dan mempengaruhi pemulihan bisnis," katanya dikutip Jumat (3/9/2021).

Michael mengakui penerapan GST memang jauh lebih baik daripada SST. Meski demikian, situasi pandemi Covid-19 dinilai menjadi momen yang tidak tepat untuk kembali menerapkan GST.

Menurutnya, pemerintah harus mencari waktu yang tepat untuk menerapkan kembali GST, setelah perekonomian negara benar-benar pulih. Dia memperkirakan waktu yang tepat untuk kembali mengenakan GST yakni pada 2023 atau 2024.

"Kami juga menyarankan tarif pajaknya harus mulai dari 3%, bukan 4%, seperti yang diusulkan oleh beberapa pihak," ujarnya, dilansir thestar.com.my.

Selama ini, sejumlah kelompok masyarakat dan anggota parlemen menyarankan pemerintah kembali menerapkan GST, setelah diganti SST sejak 2018. Mantan Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin juga sempat berjanji untuk mempertimbangkan pemberlakuan kembali GST.

Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) turut menyarankan Malaysia menerapkan GST kembali sebagai bagian dari strategi fiskal jangka menengah negara tersebut. GST dinilai menjadi sistem pajak yang lebih efisien daripada SST karena sebagian besar bisnis dapat mengklaim GST yang dibebankan oleh pemasok melalui mekanisme pajak masukan.

GST juga akan memperluas basis pajak Malaysia dan meningkatkan pengumpulan pajak. Ketika diterapkan, pengumpulan GST tahunan rata-rata sekitar RM40 miliar atau sekitar Rp137,45 triliun. Sementara itu, SST hanya mendatangkan penerimaan rata-rata RM25 miliar atau Rp85,9 triliun per tahun. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.