PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea Cukai Tumbuh 37,2%, Menkeu: Bertahan Sejak Tahun Lalu

Dian Kurniati | Kamis, 28 Juli 2022 | 12:30 WIB
Penerimaan Bea Cukai Tumbuh 37,2%, Menkeu: Bertahan Sejak Tahun Lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan paparannya dalam konferensi pers APBN Kita. (tangkapan layar)

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mencatat realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai senilai Rp167,6 triliun. Angka tersebut menunjukkan adanya pertumbuhan 37,2% (year on year/yoy).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi itu setara dengan 56,1% dari target yang telah direvisi sejumlah Rp299 triliun. Menurutnya, penerimaan kepabeanan dan cukai juga mencatatkan pertumbuhan yang konsisten sejak tahun lalu.

"Ini kenaikan yang cukup bertahan dari kepabeanan dan cukai," katanya dalam konferensi pers APBN Kita, dikutip pada Kamis (28/7/2022).

Baca Juga:
Otoritas Ini Mulai Pertimbangkan Kembali Program Diskon Cukai Solar

Sri Mulyani mengatakan kinerja penerimaan positif terjadi pada seluruh komponen kepabeanan dan cukai. Menurutnya, penerimaan cukai mengalami pertumbuhan 37,2% karena dipengaruhi sejumlah faktor.

Khusus pada cukai hasil tembakau, realisasinya senilai Rp118 triliun atau tumbuh 33,3% yang salah satunya dipengaruhi implementasi kebijakan kenaikan tarif cukai. Meski demikian, realisasinya secara bulanan pada Juni 2022 tercatat hanya senilai Rp14,4 triliun atau turun 14,4% dari tahun lalu Rp16,1 triliun karena terjadi penurunan produksi pada April 2022 untuk mengantisipasi kenaikan tarif pajak pertambahan nilai.

Dampak penurunan produksi baru terasa pada Juni 2022 karena perusahaan rokok memiliki fasilitas penundaan pelunasan cukai selama 2 bulan terhitung sejak tanggal pemesanan pita cukai.

Baca Juga:
DJBC Bagikan Tip Terhindar Sanksi Saat Belanja Online dari Luar Negeri

Sementara pada bea masuk, realisasi penerimaannya senilai Rp23,12 triliun atau tumbuh 30,49%. Pertumbuhan itu dipengaruhi membaiknya kinerja ekonomi nasional, terutama pada sektor industri pengolahan serta pertambangan dan penggalian.

Adapun pada bea keluar, penerimaannya pada semester I/2022 senilai Rp23,03 triliun atau tumbuh 74,93%. Menurut Sri Mulyani, realisasi bea keluar yang tinggi tersebut kembali didorong oleh peningkatan volume ekspor dan harga komoditas, terutama produk tembaga serta kelapa sawit mentah (crude palm oil) dan turunannya.

"Ini memberikan kontribusi terhadap lonjakan penerimaan di bulan Juni dibandingkan dengan bulan Mei yang waktu itu kita mengalami kebijakan untuk menahan ekspor CPO," ujarnya. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Kamis, 25 April 2024 | 19:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Pegawai Diimbau Cek Kebenaran Pemotongan PPh 21 oleh Pemberi Kerja

Kamis, 25 April 2024 | 18:54 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Level SAK yang Dipakai Koperasi Simpan Pinjam Tidak Boleh Turun

Kamis, 25 April 2024 | 18:30 WIB TIPS PAJAK

Cara Ajukan e-SKTD untuk Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Tagihan Listrik dan Air dalam Sewa Ruangan Kena PPN, Begini Aturannya

Kamis, 25 April 2024 | 17:45 WIB DITJEN PERIMBANGAN KEUANGAN

Imbauan DJPK Soal Transfer ke Daerah pada Gubernur, Sekda, hingga OPD

Kamis, 25 April 2024 | 17:30 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Pemerintah Siapkan Tarif Royalti 0% untuk Proyek Hilirisasi Batu Bara

Kamis, 25 April 2024 | 16:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

WP Tak Lagi Temukan Menu Sertel di e-Nofa, Perpanjangan Harus di KPP

Kamis, 25 April 2024 | 15:45 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ingat, Pakai e-Bupot 21/26 Tidak Butuh Installer Lagi Seperti e-SPT