Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah menyatakan Indonesia dikenal dunia sebagai negara paling disiplin dalam mengelola APBN-nya.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan defisit APBN sempat melebar selama 3 tahun karena pandemi Covid-19. Namun, pemerintah berkomitmen untuk mengembalikan defisit di bawah 3% sebagaimana diamanatkan UU 2/2020.
"Indonesia itu dikenal sebagai negara yang sangat disiplin kalau harus melakukan pembiayaan atas defisit. Disiplinnya dimulai dari defisitnya enggak boleh seenaknya dan enggak boleh di atas 3% dari PDB," katanya dalam Economic Outlook by the Minister of Finance, Selasa (29/11/2022).
Suahasil mengatakan APBN sejak 2020 berperan sebagai instrumen countercyclical untuk menangani masalah kesehatan akibat pandemi sekaligus memberi perlindungan sosial kepada masyarakat dan mendukung pemulihan ekonomi. Di sisi lain, penerimaan negara mengalami kontraksi karena berbagai kegiatan ekonomi masyarakat melemah.
Dalam suasana Covid-19, defisit APBN melebar menjadi 6,14% PDB pada 2020 dan 4,65% PDB pada 2021. Sedangkan pada 2022, pemerintah menargetkan defisit APBN akan sebesar 4,85% PDB, walaupun outlook-nya hanya 3,92% PDB.
Adapun pada APBN 2023, pemerintah merencanakan defisit akan senilai Rp598,15 triliun atau 2,84% PDB.
Suahasil menjelaskan pelebaran defisit APBN hanya dilakukan dalam situasi yang sangat kritis seperti ketika Covid-19 mewabah. Pelebaran defisit juga telah disetujui DPR dan hanya selama 3 tahun, sebagaimana diatur dalam UU 2/2020.
Dia meyakini tren pemulihan ekonomi akan terus berlanjut pada 2023 walaupun peranan belanja pemerintah akan menurun. Ketika pandemi makin terkendali, lanjutnya, APBN akan lebih berperan sebagai katalis untuk mendorong pertumbuhan dari sisi konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor.
"Kita menyebutnya konsolidasi fiskal, artinya kembali defisitnya ke bawah 3% supaya dia menjadi kredibel dan mendorong menjadi katalis," ujarnya. (sap)