Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah berharap Bank Indonesia (BI) tetap mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI-7DRR) pada level 3,5% seperti saat ini.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan merupakan salah satu faktor yang mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% pada kuartal II/2022.
Guna mencapai target pertumbuhan ekonomi 2022, suku bunga acuan dinilai perlu dipertahankan. "Ekonomi ini baru recover sehingga kita berharap tidak perlu terlalu buru-buru [meningkatkan suku bunga]," ujar Airlangga, Jumat (5/8/2022).
Walaupun inflasi pada Juli 2022 sudah mencapai 4,94%, inflasi inti masih terjaga pada level 2,86% sehingga suku bunga acuan masih belum perlu dinaikkan dalam waktu dekat.
Suku bunga yang rendah juga masih diperlukan guna mendorong penyaluran kredit dan menekan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) di perbankan.
Pada Juni 2022, DPK atau dana masyarakat yang tersimpan di bank tercatat masih mencapai Rp7.602 triliun atau bertumbuh 9,13% bila dibandingkan dengan posisi DPK pada Juni tahun sebelumnya.
Kredit yang sudah disalurkan oleh perbankan pada Juni 2022 tercatat mencapai Rp6.177 triliun, bertumbuh 10,66% secara tahunan. Nonperforming loan (NPL) perbankan juga tercatat hanya sebesar 2,86%, lebih rendah bila dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.
Untuk diketahui, pemerintah menargetkan perekonomian Indonesia mampu tumbuh 5,2% pada 2022. Guna mencapai target tersebut, Indonesia harus mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas 5% pada semester II/2022. (sap)