KAMBOJA

Pacu Aktivitas Bisnis Pariwisata, Otoritas Bebaskan Pengenaan Pajak

Redaksi DDTCNews
Jumat, 04 Februari 2022 | 10.06 WIB
Pacu Aktivitas Bisnis Pariwisata, Otoritas Bebaskan Pengenaan Pajak

Ilustrasi.

PHNOM PENH, DDTCNews – Departemen Umum Pajak Kamboja akan membebaskan pajak sektor pariwisata selama 6 bulan guna meningkatkan aktivitas bisnis sektor tersebut.

Departemen Umum Pajak menyebut pembebasan pajak sektor pariwisata hanya berlaku pada daerah tertentu di Kamboja, antara lain Kota Poipet, Provinsi Banteay Meanchey, Kota Bavet Provinsi Svay Rieng, Provinsi Pesisir Preah Sihanouk, Kep dan Kampot.

“Kami akan membebaskan pajak selama enam bulan hingga 30 Juni 2022 sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan aktivitas bisnis di industri pariwisata,” kata Departemen Umum Pajak seperti dilansir Phnompenhpost.com, Jumat (4/2/2022).

Bidang usaha yang memperoleh pembebasan pajak di antaranya hotel, wisma, restoran, dan agen perjalanan yang terdaftar berada di wilayah pembebasan pajak.

Jenis pajak yang dibebaskan di antaranya pajak pertambahan nilai (PPN), pajak penghasilan, pajak penerangan, pajak barang dan jasa tertentu, dan pajak hotel. Masa pembebasan pajak berlaku selama 6 bulan sampai dengan 30 Juni 2022.

Sementara itu, Presiden Asosiasi Agen Perjalanan Kamboja Chhay Sivlin menuturkan kebijakan tersebut akan sangat membantu sektor pariwisata yang baru keluar dari dampak Covid-19 dengan pendapatan yang terbatas.

“Meskipun telah membuka kembali, (Covid-19) varian Omicron terus membebani kami dan membuat beberapa negara memberlakukan pembatasan,” tuturnya.

Menurut Chhay, berbagai pembatasan yang diterapkan pemerintah menyebabkan arus masuk wisatawan menjadi terhambat. Dia juga meminta pemerintah melonggarkan pembatasan aktivitas masyarakat dan terus memperpanjang fasilitas pajak hingga akhir tahun 2022.

General Manager Lynnaya Urban River Resort and Spa Kan Chansatya menyatakan pembebasan pajak dapat membantu meringankan beban hotel karena kehilangan tamu, tetapi beban operasional hampir sama, seperti untuk biaya air, listrik, dan staf.

“Walaupun banyak wisatawan lokal yang berwisata, tetapi pengeluaran mereka masih terbatas, tidak seperti wisatawan asing,” ujarnya. (rizki/rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.