Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan menjabarkan pelaksanaan anggaran 2019 kepada Komisi XI DPR yang disebut tahun yang tidak mudah bagi otoritas fiskal. Realisasi penerimaan 2019 yang tertekan menjadi perhatian bagi otoritas fiskal untuk mencapai target penerimaan 2020.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pelaksanaan anggaran pada tahun lalu diwarnai berbagai tantangan. Kondisi ekonomi global yang mengalami tekanan berimplikasi kepada pelaksanaan anggaran.
"2019 bukan tahun yang mudah, [pelemahan] ekonomi global sudah mulai merembes ke domestik," katanya di Kompleks Parlemen, Selasa (28/1/2020).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan tekanan nyata terjadi pada kinerja penerimaan negara. Realisasi setoran perpajakan misalnya hanya tumbuh 1,7% secara tahunan dengan realisasi sebesar Rp1.545,3 triliun. Capaian tersebut memenuhi 86,5% dari target APBN 2019 sebesar Rp1.786,4 triliun.
Setoran pajak penghasilan dari korporasi dan pajak pertambahan nilai (PPN) disebut Sri Mulyani mengalami tekanan pada tahun lalu. Hal serupa untuk kinerja area kepabean baik bea masuk dan bea keluar yang mengalami kontraksi pada tahun lalu.
Tekanan juga terjadi pada setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang pertumbuhannya terkontraksi sebesar 1%. Realisasi PNBP pada tahun lalu sebesar Rp405 triliun atau masih lebih rendah dari realisasi 2018 yang sebesar Rp409,3 triliun.
Kinerja realisasi penerimaan perpajakan dan PNBP tersebut menjadi atensi khusus Kemenkeu dalam menjalankan anggaran tahun ini. Sementara itu, dari sisi belanja negara, Sri Mulyani menginginkan akselerasi tetap terjaga sebagai kelanjutan dari kebijakan counter cyclical yang dijalankan otoritas fiskal di tahun lalu.
"Kami melihat untuk 2019 dan outlook kita akan mewaspadai komposisi perpajakan baik dari jenis dan sektor usaha. Kemudian kualitas belanja akan semakin baik lagi," paparnya. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.