JEPANG merupakan salah satu negara dengan angka kelahiran terendah di dunia. Negara ini juga tengah mengalami aging population lebih cepat dibandingkan dengan negara lainnya. Situasi tersebut pada akhirnya menimbulkan permasalahan yang serius bagi masyarakat Jepang.
Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah melakukan reformasi struktural guna mengakomodasi dinamika kondisi demografi masyarakat Jepang. Upaya reformasi tersebut salah satunya dilakukan melalui kebijakan pajak.
Buku berjudul āTax Policy for Aging Societies: Lessons from Japanā karya dari Akira Okamoto menceritakan pengalaman Jepang dalam menggunakan kebijakan pajak guna mengatasi permasalahan demografis tersebut.
Pada dasarnya, tujuan dari penulisan buku ini adalah untuk menetapkan pedoman bagi reformasi pajak dan jaminan sosial di Jepang secara adil dan efisien. Meski begitu, buku ini juga bisa menjadi pembelajaran dalam mengatasi permasalahan sosial melalui instrumen pajak.
Buku yang diterbitkan pada 2004 ini menggunakan simulasi dalam menganalisis dampak suatu paket kebijakan yang diusulkan terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat sehingga buku ini menawarkan proposal kebijakan pajak yang konkret sebagai solusi dalam mengatasi masalah demografis ini.
Beberapa kebijakan menarik yang dibahas di buku ini antara lain penerapan pajak progresif dan retribusi antar-generasi. Bagian ini meninjau dampak kuantitatif dari penerapan sistem pajak progresif terhadap efisiensi dan pemerataan distribusi pendapatan di Jepang.
Selanjutnya, ada juga kebijakan integrasi sistem pajak dan jaminan sosial bagi pendanaan pensiun. Kebijakan ini menekankan pentingnya kontribusi publik terhadap pendanaan biaya hidup pensiunan yang dilakukan dengan skema pembayaran pajak pay-as-you-go.
Penulis juga menyajikan kebijakan penerapan model simulasi life-cycle general equilibrium melalui distribusi pendapatan yang berkelanjutan. Pada bagian ini, penulis membuat simulasi dengan meninjau dampak dari perubahan varian pendapatan dalam kelompok usia tertentu tehadap efisiensi dan pemerataan distribusi pendapatan di Jepang.
Menariknya lagi, setiap pembahasan disusun secara sistematis dengan memuat analisis dari simulasi kasus serta dilengkapi dengan kerangka teori. Pada akhirnya, pembaca mendapatkan gambaran mengenai kemungkinan hasil yang didapat dari pilihan kebijakan tertentu.
Meski tujuan penulisan buku ini untuk membantu mengatasi permasalahan aging population di Jepang, bukan berarti berbagai kebijakan yang disajikan tidak relevan jika diterapkan di negara lain, misalnya seperti Indonesia.
Meski saat ini Indonesia diprediksi akan mengalami ābonus demografiā, tidak menutup kemungkinan fenomena tersebut membuka celah masalah demografi yang lainnya apabila tidak dimanfaatkan secara optimal.
Untuk itu, buku yang diterbitkan oleh Springer ini dapat dijadikan pendoman bagi aparat pemerintah serta akademisi di Indonesia dalam menyiapkan skenario kebijakan pajak sebagai solusi permasalahan demografi. Tertarik membaca buku ini? Silakan anda baca langsung di DDTC Library. (rig)