Presiden Amerika Serikat Donald Trump & Presiden Prancis Emmanuel Macron makan siang bersama di sela-sela KTT G7 di Biarritz, Prancis.(foto: france24.com)
BIARRITZ, Prancis – Saat ini, para pemimpin kelompok G7 tengah berkumpul dalam KTT G7 di Biarritz, Prancis. Pada KTT tersebut, ada pula pertemuan antara Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Seorang Diplomat Prancis mengatakan Macron mencoba untuk mengurangi tekanan yang diberikan oleh Trump atas pajak raksasa digital. Pasalnya, Trump berulang kali mengancam akan memberlakukan pajak atas anggur Prancis sebagai pembalasan.
Tidak tanggung-tanggung, tepat sebelum berangkat ke KTT G7, Trump kembali melayangkan ancamannya. Hal inilah yang ingin diredam oleh Macron melalui penyampaian pentingnya pemberlakuan pajak digital.
“Macron mengatakan kepada Trump bahwa pajak itu bukan kebijakan anti-Amerika. Saat makan siang selama 2 jam dengan Trump, Macron menekankan perlunya bagi setiap negara untuk dapat mengenakan pajak atas aktivitas digital,” kata pejabat tersebut, Minggu (25/8/2019).
Lebih lanjut, Diplomat Prancis itu mengatakan Macron telah memberikan penjelasan kepada Trump bahwa tidak ada hubungan antara pajak digital dengan pajak anggur. Presiden Prancis itu mencoba meyakinkan Trump bahwa tidak ada gunanya membuka perang dagang. Untuk itu, ia menyerukan agar Trump menghentikannya
Di sisi lain, Presiden Dewan Eropa Donald Tusk telah berjanji akan menyiapkan aksi pembalasan dari Uni Eropa jika AS menyetujui jadi mengenakan tarif pada anggur Prancis. Tusk juga menekankan Prancis dapat mengandalkan loyalitas Uni Eropa untuk menangani ancaman atas pajak anggur tersebut.
“Hal terakhir yang kita butuhkan dan inginkan adalah konfrontasi dengan sekutu terbaik kita, Amerika Serikat,” ujar Tusk, seperti dilansirsanfrancisco.cbslocal.com.
Adapun KTT G7 yang ke-45 ini diadakan di Biarritz, Prancis pada 24—26 Agustus 2019. KTT yang merupakan pertemuan tahunan para pemimpin kelompok G7 dan negara industri utama dunia itu memiliki beberapa latar latar belakang.
Seperti dilansir aljazeera, latar belakang tersebut antara lain peningkatan perang dagang antara AS dan China, kepergian Inggris dari Uni Eropa (Brexit), ketegangan AS dan Iran terkait program nuklir Teheran, dan kekhawatiran global atas kebakaran yang merusak hutan hujan Amazon di Brazil. (MG-nor/kaw)