DDTC ACADEMY - PRACTICAL COURSE

Menjalankan dan Mengajarkan Negosiasi Pajak adalah Seni

DDTC Academy
Senin, 24 November 2025 | 11.15 WIB
Menjalankan dan Mengajarkan Negosiasi Pajak adalah Seni
<p>Co-Founder DDTC Danny Septriadi sebagai&nbsp;pionir <em>Certified Humor Professional</em> (CHP) di Indonesia.&nbsp;</p>

KAMUS Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mencatat dua definisi negosiasi. Pertama, sebagai 'proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak dan pihak yang lain'. Sementara yang kedua adalah 'penyelesaian sengketa secara damai melalui perundingan antara pihak yang bersengketa'.

Kedua definisi tersebut sama-sama menekankan fitrah negosiasi sebagai upaya mencari jalan tengah yang tidak berat sebelah. Karenanya, tidak berlebihan bila kita mengklaim praktik negosiasi itu pada dasarnya netral, bahkan cenderung bermakna positif.

Namun, realita di lapangan tidak selalu seideal itu. Negosiasi sering dipersepsikan sebagai ajang adu argumentasi belaka. Ada anggapan bahwa siapa yang paling lihai berbicara di meja negosiasi, dialah yang akan menentukan hasil akhirnya.

Yang lebih disayangkan, ada kalanya kata 'negosiasi' justru dijadikan tameng untuk menyembunyikan praktik yang tidak etis dan persekongkolan jahat yang hanya menguntungkan diri dan kelompoknya sendiri.

Salah satu contohnya termaktub dalam perkara tindak pidana korupsi No. 68/Pid/Sus-TPK/2021/PN Jkt.Pst. Pada kasus tersebut, istilah 'negosiasi' justru dipakai sebagai strategi untuk melanggar etika serta aturan hukum, khususnya di bidang perpajakan.

“Inilah yang membuat negosiasi lebih tepat disebut seni daripada ilmu formal. Sebab, kenyataannya bisa berbeda 180 derajat dengan kondisi idealnya karena berbagai faktor,” komentar Co-Founder DDTC Danny Septriadi saat diwawancarai redaksi DDTCNews.

Baca juga Wah! Co-Founder DDTC Komentari ‘Resep’ Patuh Pajak dari Warkop DKI

Di awal menjalani karirnya sebagai praktisi pajak, Danny sudah belajar bernegosiasi dari yang terbaik: para negosiator kelas dunia. Walaupun level mereka sudah internasional dan mondar-mandir jadi pengajar atau speaker di berbagai negara, dia sama sekali tidak berkecil hati.

“Mereka-mereka itu sebenarnya masih bisa kita ‘jangkau’ kok, baca saja karya tulis mereka!” pesan Danny.

Itulah mengapa DDTC Library menjadi aset penting dalam karir Danny dan profesional DDTC lainnya. Pepatah populer bilang, buku itu jendela dunia. Dengan koleksi di DDTC Library yang kini lebih dari 4.700 buku, DDTC Library ibaratnya sudah punya ribuan akses jendela ke mana saja —termasuk ke isi kepala serta kisah hidup negosiator-negosiator andal.

Christopher Voss, misalnya, menuturkan kiprahnya sebagai negosiator sandera FBI dalam buku Never Split the Difference (2016). Salah satu pelajaran penting dari karier Voss adalah seorang negosiator harus memahami psikologis dan kebutuhan mitra negosiasinya, bukan semata-mata menjalankan apa yang diperintahkan atau dirasa benar saja.

Nama lain yang tak kalah penting adalah William Ury —mediator konflik di banyak kawasan, termasuk Indonesia. Bersama Roger Fisher, dia tak cuma mendirikan Harvard Negotiation Project, tetapi juga menulis banyak buku dengan topik negosiasi.

Dalam salah satu buku populer mereka, Getting to Yes (1981), Ury bersama Fisher memperkenalkan konsep BATNA (Best Alternative to a Negotiated Agreement). Konsep ini mengajarkan agar negosiator selalu memiliki rencana cadangan terbaik, sehingga negosiasi tidak buntu karena memaksakan satu jalan keluar saja.

Di samping buku, praktisi negosiasi kelas dunia biasanya juga suka membagikan insight lewat artikel pendek. Contohnya Andrea Maia, yang mengklasifikasikan karakteristik populer wajib pajak dan fiskus saat bernegosiasi.

Klasifikasi ini bermanfaat untuk diketahui sebelum turun langsung ke meja negosiasi demi mengurangi litigasi pajak, memanusiakan hubungan antar-stakeholder, sampai memudahkan proses pengambilan keputusan.

“Setelah banyak membaca, Anda pasti akan punya modal kepercayaan diri dalam menjalani negosiasi. Nah, kalau mau lebih mantap lagi, bisa diasah lewat latihan dan simulasi,” jelas Danny.

Setelah lebih dari 30 tahun menjadi praktisi pajak, kini Danny bisa mengawinkan ilmu yang ia dapatkan dari bacaan dengan pengalamannya sendiri. Ia sebenarnya bisa-bisa saja membagikan insight tersebut dengan model lecture atau monolog biasa. Namun, seni bernegosiasi yang dia pelajari dan alami sendiri jadi kurang mengena.

“Terinspirasi dari buku karya Profesor John Barkai dari University of Hawaii berjudul Humor in Negotiations & ADR (2020), saya sampai mencoba humor —terutama dalam media kartun— sebagai strategi untuk mengajarkan negosiasi,” ungkap Danny.

Danny lantas membawa metode cartoon caption untuk mengajarkan negosiasi dan alternative dispute resolution di kelas pascasarjana sebuah perguruan tinggi negeri ternama. Pesertanya sendiri datang dari latar belakang yang beragam: mahasiswa penuh waktu, auditor, staf pajak perusahaan, hingga fiskus.

Hasilnya, para peserta yang heterogen itu merasakan bahwa atmosfer kelas jauh dari kesan top-down yang kaku. Pasalnya, insight-nya tidak hanya datang dari dosen, tetapi juga dari pengalaman para peserta itu sendiri. Kelas pun jadi lebih dinamis lewat simulasi, diskusi, hingga ide-ide nyeleneh yang terpantik berkat kartun-kartun yang ditampilkan.

Metode ini dia bawakan kembali di kelas Menghadapi Pemeriksaan serta Negosiasi Pajak dengan Kreativitas, Empati, dan Humor batch pertama pada 30 September 2025 lalu. Feedback-nya juga positif. Seorang peserta mengatakan, “Materi training sangat fresh. Baru kali ini saya mengikuti training perpajakan dengan enjoy dan bisa mendapatkan pemahaman-pemahaman baru.”

“Jadi buat saya, bukan cuma menjalankan negosiasinya yang jadi seni, tetapi juga mengajarkannya,” kelakar Danny.

Danny Septriadi saat ini masih tercatat sebagai satu-satunya praktisi pajak di dunia yang mengombinasikan bidang ilmunya dengan humor. Dia telah belajar formal selama tiga tahun di Association for Applied and Therapeutic Humor (AATH) untuk menjadi pionir Certified Humor Professional (CHP) di Indonesia.

Baca juga Saat Aturan & Sengketa Tidak Meningkatkan Kepatuhan, Coba Humor!

Dia pun menularkan keilmuan pajak dan humornya ini dalam berbagai forum, dari acara internal sebuah Kantor Pelayanan Pajak (KPP), perusahaan multinasional, ruang kelas, hingga support group yang mempertemukan para fiskus dan wajib pajak.

Khusus untuk program yang terakhir disebut, Danny tak hanya mendapat apresiasi dari para mentornya yang kebanyakan berdomisili di Amerika Serikat itu karena IRS pun belum pernah melakukannya, tetapi ia juga berhasil menembus Hall of Fame Humor Academy Program.

Di tengah rutinitas dan kesibukannya, Danny Septriadi bakal kembali meluangkan waktunya untuk mengajar di practical course Menghadapi Pemeriksaan serta Negosiasi Pajak dengan Kreativitas, Empati, dan Humor batch kedua. Pelatihan ini turut menghadirkan metode cartoon caption yang sangat jarang dipraktikkan di ruang-ruang pendidikan formal di Indonesia, di samping kombinasi disiplin perpajakan dengan humor studies.

Ya, pelatihan ini lahir berkat kerja sama DDTC Academy dengan Institut Humor Indonesia Kini (IHIK3), yakni satu-satunya lembaga yang serius mengkaji humor di Tanah Air.

'Turun gunungnya' Danny Septriadi kembali ini kiranya perlu dimanfaatkan tak cuma oleh para praktisi pajak, tetapi juga akademisi serta profesional berbagai bidang yang ingin mengasah keterampilan komunikasi dan resolusi konflik dengan cara yang kreatif.

Pelatihan ini akan diadakan secara tatap muka (offline) pada Kamis, 4 Desember 2025, pukul 09.30–15.30 WIB. Adapun lokasinya bertempat di Menara DDTC, Jakarta.

Anda dapat bergabung dalam pelatihan ini dengan mendaftarkan diri di academy.ddtc.co.id/practical-course.

Harga pendaftaran per peserta di kursus ini adalah senilai Rp2.000.000. Tersedia pula harga khusus yang berlaku bagi klien DDTC saja, yakni Rp1.500.000.

Apabila Anda mengincar diskon tambahan, silakan hubungi WhatsApp Hotline DDTC Academy 0812-8393-5151 (Minda), email [email protected], atau melalui akun Instagram DDTC Academy (@ddtcacademy). (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Ingin selalu terdepan dengan kabar perpajakan terkini?Ikuti DDTCNews WhatsApp Channel & dapatkan berita pilihan di genggaman Anda.
Ikuti sekarang
News Whatsapp Channel
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.