Ilustrasi.
WASHINGTON D.C., DDTCNews - Asosiasi pengusaha AS, US Chamber of Commerce, menyampaikan keberatannya kepada pemerintah Kanada yang berencana mengenakan pajak digital atau digital services tax (DST).
Senior Vice President Tax Policy US Chamber of Commerce Robert Hanson mengatakan DST yang akan ditetapkan oleh Kanada bertentangan dengan Pilar 1: Unified Approach yang baru saja disepakati oleh 137 negara anggota Inclusive Framework.
"Ketentuan pada konsensus Pilar 1 menetapkan DST yang baru diberlakukan tidak akan dikenakan sebelum 31 Desember 2023 atau sebelum implementasi Pilar 1," ujar Hanson, dikutip Sabtu (18/12/2021).
Bila DST yang direncanakan oleh Kanada benar-benar diterapkan, perusahaan AS di Kanada berpotensi dikenai pajak secara retroaktif atas pendapatan sejak 2022.
Sebagaimana yang direncanakan oleh Kanada, DST dengan tarif 3% rencananya akan dikenakan mulai 1 Januari 2024 atas pendapatan dari layanan digital sejak 2022 bila Pilar 1 gagal diimplementasikan.
Bila multilateral convention (MLC) dari Pilar 1 benar-benar disepakati dan bisa diimplementasikan, maka Kanada tak akan mengenakan DST atas perusahaan yang memperoleh penghasilan dari penyediaan layanan digital.
Tak hanya bertentangan dengan komitmen global, US Chamber of Commerce memandang kebijakan ini berpotensi meningkatkan tensi dagang antara AS dan Kanada.
Hanson mengatakan Kanada adalah mitra dagang yang penting dari AS dan perekonomian kedua negara saling bergantung antara satu dan yang lain.
"DST akan meningkatkan risiko pemajakan berganda bagi perusahaan besar dan kecil, menggerus kepastian hukum, menimbulkan kompleksitas administrasi, merumitkan tax planning, dan menghambat pemulihan ekonomi," ujar Hanson. (sap)