KAMUS PAJAK

Jadi Penerima Stimulus Pajak Efek Virus Corona, Apa Itu WP KITE?

Nora Galuh Candra Asmarani | Senin, 16 Maret 2020 | 13:54 WIB
Jadi Penerima Stimulus Pajak Efek Virus Corona, Apa Itu WP KITE?

Ilustrasi. (foto: DJBC)

SEBAGAI bagian dari upaya untuk mengantisipasi efek virus Corona pada perekonomian, pemerintah telah secara resmi mengumumkan adanya paket stimulus jilid II. Berdasarkan paparan otoritas fiskal, terdapat empat stimulus yang akan diberikan untuk industri.

Keempat stimulus fiskal tersebut antara lain relaksasi pajak penghasilan pasal 21 (PPh Pasal 21), relaksasi pajak penghasilan pasal 22 Impor (PPh Pasal 22 Impor), relaksasi pajak penghasilan pasal 25 (PPh Pasal 25), dan relaksasi restitusi pajak pertambahan nilai (PPN).

Salah satu penerima stimulus adalah wajib pajak kemudahan impor tujuan ekspor (KITE) dan wajib pajak kemudahan impor tujuan ekspor–industri kecil dan menengah (KITE IKM). Lantas apakah yang dimaksud dengan wajib pajak KITE?

Baca Juga:
Kriteria Barang Bawaan Impor yang Wajib Diperiksa via Jalur Merah

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No.580/KMK.04/2003, KITE adalah pemberian pembebasan dan/atau pengembalian bea masuk (BM) dan/atau cukai serta pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) tidak dipungut. Fasilitas ini diberikan atas impor barang dan/atau bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain yang hasilnya terutama untuk tujuan ekspor.

Adapun PPN dan PPnBM tidak dipungut adalah fasilitas tidak dipungut PPN dan PPnBM atas impor barang dan/atau bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain dengan tujuan untuk diekspor, sepanjang atas impor barang dan/atau bahan tersebut dibebaskan dari pengenaan BM. Anda juga dapat menyimak Kamus Pajak ‘Perbedaan PPN Dibebaskan dan Tidak Dipungut’.

Berdasarkan penjabaran tersebut, dapat diketahui bahwa KITE merupakan fasilitas yang diberikan pemerintah di bidang perpajakan. Melalui fasilitas KITE, pemerintah mempermudah alur impor bahan baku untuk produksi barang jadi, yang kemudian akan diekspor.

Baca Juga:
Soal Badan Otorita Penerimaan Negara, Kadin Minta Pemerintah Hati-Hati

Hal ini sesuai dengan Pasal 26 Undang-undang (UU) No.17/2006 tentang Kepabeanan yang menyatakan bahwa pembebasan atau keringanan bea masuk dapat diberikan atas impor barang dan bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain dengan tujuan untuk diekspor.

Dengan demikian, dapat diketahui definisi dari wajib pajak KITE adalah waib pajak yang mendapat fasilitas berupa kemudahan impor bahan baku untuk produksi barang jadi yang akan diekspor. Adapun fasilitas yang diberikan berupa pembebasan dan/atau pengembalian BM dan/cukai hingga PPN dan PPnBM yang tidak dipungut.

Pengaturan dan penjabaran tentang fasilitas KITE diatur secara terperinci dalam PMK No. 160/PMK.04/2018. Berdasarkan beleid tersebut dapat diketahu bahwa fasilitas KITE terbagi menjadi dua jenis, yaitu fasilitas KITE pembebasan dan fasilitas KITE pengembalian. Download Aturan Lengkap KITE Pembebasan/ Pengembalian di Sini.

Baca Juga:
Imbauan DJPK Soal Transfer ke Daerah pada Gubernur, Sekda, hingga OPD

Fasilitas KITE Pembebasan

SESUAI Pasal 1 angka 3 PMK No.160/PMK.04/2018 yang kemudian dipertegas dalam Pasal 1 ayat (3) Peraturan Dirjen dan Bea Cukai No.PER-4/BC/2019, fasilitas KITE pembebasan adalah pembebasan BM, serta PPN atau PPnBM terutang tidak dipungut atas impor atau pemasukan barang dan bahan yang berasal dari luar daerah pabean untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain dengan tujuan untuk diekspor.

Fasilitas KITE pembebasan dapat diberikan kepada badan usaha yang telah ditetapkan sebagai perusahaan KITE pembebasan. Adapun untuk dapat ditetapkan sebagai perusahaan KITE pembebasan, badan usaha harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

Baca Juga:
Pemerintah Siapkan Tarif Royalti 0% untuk Proyek Hilirisasi Batu Bara
  1. memiliki jenis bidang usaha (nature of business) berupa industri manufaktur;
  2. memiliki bukti kepemilikan atau bukti penguasaan yang berlaku untuk waktu paling singkat tiga tahun atas lokasi yang akan digunakan untuk kegiatan produksi, tempat penimbunan barang dan bahan serta hasil produksi;
  3. mempunyai sistem pengendalian internal yang memadai;
  4. mendayagunakan sistem informasi persediaan berbasis komputer (IT Inventory) untuk pengelolaan barang yang memiliki keterkaitan dengan dokumen kepabeanan dan dapat diakses oleh Ditjen Bea dan Cukai;
  5. memiliki nomor induk berusaha dan izin usaha industri atau sejenisnya.

Untuk mendapatkan penetapan sebagai perusahaan KITE pembebasan, badan usaha juga harus mengajukan permohonan kepada kepala Kantor Wilayah atau KPU yang mengawasi lokasi pabrik atau lokasi kegiatan usaha.

Adapun fasilitas yang didapat oleh perusahaan KITE pembebasan adalah pembebasan BM serta PPN atau PPnBM terutang tidak dipungut atas impor barang dan bahan. Selain itu, fasilitas lain yang didapat adalah pembebasan atas pemasukkan barang dan bahan dari tempat penimbunan berikat, kawasan bebas dan/atau kawasan ekonomi khusus yang berasal dari luar daerah pabean untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain dengan tujuan untuk diekspor.

Lebih lanjut, pembebasan tersebut juga dapat diberikan terhadap barang contoh atau barang yang digunakan sebagai contoh untuk menunjang kegiatan proses produksi dimana barang hasil produksinya ditujukan untuk diekspor.

Baca Juga:
RI Pasang Target Lebih Ambisius dalam Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Fasilitas KITE Pengembalian

BERDASARKAN Pasal 1 angka 3 PMK No.161/PMK.04/2018 yang kemudian ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) Peraturan Dirjen Bea dan Cukai No.PER-3/BC/2019, fasilitas KITE pengembalian adalah pengembalian BM yang telah dibayar atas impor atau pemasukan barang dan bahan yang berasal dari luar daerah pabean untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain dengan tujuan untuk diekspor.

Fasilitas KITE pengembalian dapat diberikan kepada badan usaha yang telah ditetapkan sebagai perusahaan KITE pengembalian. Adapun kriteria dan persyaratan untuk dapat ditetapkan sebagai perusahaan KITE pengembalian sama dengan perusahaan KITE pembebasan.

Baca Juga:
DJBC Bagikan Tip Terhindar Sanksi Saat Belanja Online dari Luar Negeri

Lebih lanjut, fasilitas yang diperoleh perusahaan KITE pengembalian berupa pengembalian BM yang telah dibayar atas impor atau pemasukan barang dan bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain dengan tujuan untuk diekspor. Pembebasan BM tersebut termasuk:

  1. BM yang sudah dibayar dalam pemberitahuan pabean untuk impor atau pemasukan barang dan bahan;
  2. BM yang sudah dibayar atas penetapan tarif dan nilai pabean oleh pejabat Bea dan Cukai yang mengakibatkan kekurangan BM dalam Pemberitahuan Pabean untuk impor atau pemasukan barang dan bahan; dan/atau
  3. BM tambahan.

Selain fasilitas KITE pembebasan dan fasilitas KITE pengembalian, pemerintah juga merilis PMK No.177/PMK.04/2016 jo PMK 110/PMK.04/2019 yang mengatur tentang fasilitas KITE bagi industri kecil dan menengah (IKM). Penjabaran definisi tentang fasilitas KITE IKM ini akan diulas pada kamus pajak selanjutnya. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 26 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS KEPABEANAN

Kriteria Barang Bawaan Impor yang Wajib Diperiksa via Jalur Merah

Jumat, 26 April 2024 | 09:05 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Soal Badan Otorita Penerimaan Negara, Kadin Minta Pemerintah Hati-Hati

Kamis, 25 April 2024 | 17:45 WIB DITJEN PERIMBANGAN KEUANGAN

Imbauan DJPK Soal Transfer ke Daerah pada Gubernur, Sekda, hingga OPD

Kamis, 25 April 2024 | 17:30 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Pemerintah Siapkan Tarif Royalti 0% untuk Proyek Hilirisasi Batu Bara

BERITA PILIHAN
Jumat, 26 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS KEPABEANAN

Kriteria Barang Bawaan Impor yang Wajib Diperiksa via Jalur Merah

Jumat, 26 April 2024 | 10:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Pengajuan Sertel ke KPP Hanya Bisa oleh Pengurus Badan, Siapa Saja?

Jumat, 26 April 2024 | 10:00 WIB KABUPATEN KLUNGKUNG

Penerimaan Pajak Belum Optimal, Pemkab Bikin Satgas Libatkan Pemuda

Jumat, 26 April 2024 | 09:50 WIB PEMERIKSAAN PAJAK

Terkait Transfer Pricing, Pemeriksaan Kantor Bisa Diubah ke Lapangan

Jumat, 26 April 2024 | 09:05 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Soal Badan Otorita Penerimaan Negara, Kadin Minta Pemerintah Hati-Hati

Jumat, 26 April 2024 | 07:00 WIB LITERATUR PAJAK

Hal Unik Ini Hanya Ada di Perpajakan DDTC, Sudah Coba?

Jumat, 26 April 2024 | 06:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Diskon Pajak Pasal 31E UU PPh Bisa Digunakan Tanpa Ajukan Permohonan

Kamis, 25 April 2024 | 19:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Pegawai Diimbau Cek Kebenaran Pemotongan PPh 21 oleh Pemberi Kerja

Kamis, 25 April 2024 | 18:54 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Level SAK yang Dipakai Koperasi Simpan Pinjam Tidak Boleh Turun

Kamis, 25 April 2024 | 18:30 WIB TIPS PAJAK

Cara Ajukan e-SKTD untuk Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional