Ilustrasi.
BRUSSELS, DDTCNews – Thomas Dermine, Sekretaris Negara Bidang Pemulihan Ekonomi dan Investasi Strategis Belgia membuat pernyataan yang kontroversial. Dermine menyebutkan bahwa masyarakat Belgia tidak berhadapan dengan banyaknya pungutan pajak.
Menurutnya, pajak yang dikenakan pada pekerja saat ini bisa dilihat sebagai bentuk solidaritas keuangan.
“Apa yang telah dilalui Belgia menunjukkan bentuk nilai solidaritas. Nilai ini menjadi nilai penting dalam masyarakat kita. Namun, kali ini bentuk solidaritas yang ada dalam segi keuangan [pajak],” ujar Dermine, dikutip Senin (21/2/2022).
Dermine mempertanyakan kembali pernyataan yang menyebutkan jika Belgia mengenakan terlalu banyak pajak. Menurutnya pajak yang dinilai terlalu banyak itu hanya diterapkan pada beberapa kategori pekerja dan jenis barang tertentu.
Saat ini salah satu isu pajak yang dihadapi Belgia adalah banyaknya celah dalam sistem pajak. Sayangnya, perjanjian koalisi yang dilakukan tidak membahas mengenai implementasi reformasi pajak, hanya pada persiapan reformasi tersebut.
Bahkan hal ini juga menjadi catatan bagi Uni Eropa. Uni Eropa menilai rencana pemulihan dan ketahanan Belgia tidak memuat rencana reformasi pajak secara luas.
Ketua Pergerakan Reformasi (Reform Movement/MR) Georges-Louis Bouchez juga ikut mengomentari terkait tingginya beban pajak pekerja yang ada di Belgia. Bouchez membandingkan beban pajak pekerja di Belgia dan di Prancis.
Pekerja di Belgia dikenakan pajak dengan tarif 50% atas gaji bruto senilai €41.000. Di Prancis, pekerja dikenakan pajak sebesar 45% atas penghasilan senilai €160.000.
Dilansir Tax Notes International, Bouchez mengajukan perubahan batasan atas penghasilan kena tidak pajak dari yang sebelumnya senilai €9.000 menjadi €11.816. (sap)