PEREKONOMIAN INDONESIA

BPS: Deflasi Bagus, tapi Jangan Terlalu Sering

Redaksi DDTCNews | Jumat, 01 Maret 2019 | 10:40 WIB
BPS: Deflasi Bagus, tapi Jangan Terlalu Sering

Suasana konferensi pers BPS, Jumat (1/3/2019).

JAKARTA, DDTCNews – Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Februari 2019 berbalik turun, melawan tren periode yang sama dua tahun terakhir yang justru menunjukkan kenaikan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi sebesar 0,08% (month to month/mtm) pada Februari 2019. Padahal pada Februari 2017 dan 2018 masing-masing menorehkan inflasi sebesar 0,23% dan 0,17%. Secara tahunan (year on year/yoy), harga di tingkat konsumen masih mencatatkan inflasi 2,57%

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti mengatakan penyebab utama deflasi di Februari 2019 adalah turunnya harga bahan makanan. Berdasarkan kelompok pengeluaran, bahan makanan mencatat deflasi sebesar 1,1%.

Baca Juga:
Begini Proyeksi OECD soal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 dan 2025

“Bahan makanan yang deflasi 1,1% memberikan andil 0,24% kepada angka deflasi Februari. Daging dan telur ayam ras, bensin, serta cabai merah merupakan komoditas yang mengalami penurunan harga,” jelasnya dalam konferensi pers, Senin (1/3/2019).

Otoritas statistik mencatat berdasarkan komponen, kelompok inti tercatat memberikan andil kepada inflasi sebesar 0,15%. Kemudian, komponen harga yang diatur pemerintah juga memberikan andil inflasi sebesar 0,02%.

Sementara itu, komponen harga bergejolak menjadi satu-satunya penyumbang deflasi sebesar 0,25%. Komponen energi memeberikan andil deflasi sebesar 0,03%.

Baca Juga:
Inflasi Turun Jadi 3 Persen pada April 2024, Ini Kata BPS

Secara umum, komponen inti pada Februari 2019 mencatatkan inflasi sebesar 0,26%. Komponen harga yang diatur pemerintah mencatatkan inflasi sebesar 0,06%. Sementara itu, harga bergejolak tercatat deflasi sebesar 1,30% dan hasil serupa untuk komponen energi yang juga deflasi sebesar 0,28%.

Meskipun mencatatkan deflasi pada bulan kedua 2019, Yunita menyatakan catatan tersebut harus bergerak positif ke depannya. Inflasi yang terjaga, menurutnya, masih dibutuhkan untuk menggerakkan perekonomian nasional.

“Ini hasil bagus karena inflasi tinggi di bulan sebelumnya. Namun, mudah-mudahan tidak deflasi terlalu sering karena itu tidak bagus secara perekonomian,” imbuhnya. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:00 WIB KEANGGOTAAN OECD

Proses Masuk OECD, RI Rampungkan Initial Memorandum Tahun Depan

Jumat, 03 Mei 2024 | 10:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Begini Proyeksi OECD soal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 dan 2025

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Proses Aksesi OECD, Pemerintah Indonesia Mulai Penilaian Mandiri

Kamis, 02 Mei 2024 | 12:00 WIB INFLASI TAHUNAN

Inflasi Turun Jadi 3 Persen pada April 2024, Ini Kata BPS

BERITA PILIHAN
Minggu, 05 Mei 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Pegawai Terima SHU Koperasi, Kena Pajak Penghasilan?

Minggu, 05 Mei 2024 | 12:43 WIB KETUA WELLNESS HEALTHCARE ENTREPRENEUR ASSOCIATION, AGNES LOURDA:

‘Pajak Lebih Tinggi, Pemerintah Tak Menyadari Malah Menekan Industri’

Minggu, 05 Mei 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK DAERAH

Perinci Aturan Pajak Daerah, Kabupaten/Kota Diimbau Siapkan 4 Perkada

Minggu, 05 Mei 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Perubahan Skema Penghitungan PPh Pasal 21 untuk Bukan Pegawai

Minggu, 05 Mei 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Alasan Kebijakan Baru soal Impor Barang Kiriman PMI Berlaku Surut

Minggu, 05 Mei 2024 | 10:00 WIB APARATUR SIPIL NEGARA

Menpan RB Sebut Seleksi CPNS Sekolah Dinas Bakal Dimulai Bulan Ini

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Lakukan Penyitaan Aset WP, Pemda Bisa Gandeng Kantor Pajak