Ilustrasi. (foto: tmac.org)
JAKARTA, DDTCNews – Industri pengolahan memainkan peran krusial untuk naik dari negara berpendapatan menengah menuju negara berpendapatan tinggi. Hal ini yang menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan Deputi Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo dalam diskusi terkait outlook ekonomi nasional pada 2019. Menurutnya, Industri pengolahan memainkan peran penting karena signifikannya nilai tambah yang dihasilkan.
Saat ini, sambungnya, industri pengolahan belum maksimal mendorong perekonomian karena masih besarnya impor bahan baku dan penolong. Ketergantungan ini memberi tekanan dalam neraca transaksi defisit transaksi berjalan.
“Industri kita yang middle dan high technology selalu diikuti dengan impor yang tinggi. Artinya kandungan impor kita lebih besar,” katanya, Selasa (6/11/2018).
Persoalan struktural ini, menurut Dody, dapat diurai dalam jangka menengah dan panjang. Konsistensi kebijakan diperlukan baik dari sisi moneter maupun fiskal untuk mengatasi masalah struktural tersebut.
Bila berhasil mengatasi masalah struktural tersebut, Indonesia bisa terus melaju menjadi negara dengan pendapatan tinggi. Selain itu, Indonesia mampu keluar dari jebakan middle income country.
“Tantangan struktural kita berada dalam tahap keluar dari jebakan middle income. Kita berada di pendapatan per kapita US$3.400 menuju US$12.000 ini relatif hanya sedikit negara. Rata rata akan masuk middle income trap,” jelas Dody. (kaw)