Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers. (tangkapan layar)
JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada April 2022 kembali mengalami surplus senilai US$7,56 miliar.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan surplus tersebut berasal dari ekspor senilai US$27,32 miliar dan impor US$19,76 miliar. Menurutnya, surplus tersebut melanjutkan tren yang telah terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
"Kalau kita perhatikan series yang lalu, surplus ini beruntun selama 24 bulan," katanya melalui konferensi video, Selasa(17/5/2022).
Margo mengatakan surplus yang senilai US$7,56 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas senilai US$9,94 miliar. Sementara di sektor migas, terjadi defisit US$2,38 miliar.
Dia memaparkan ekspor pada April 2022 yang senilai US$27,32 miliar mengalami kenaikan 47,76%secara tahunan. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-April 2022 mencapai US$93,47 miliar atau naik 38,68% dibanding dengan periode yang sama 2021.
Ekspor nonmigas tercatat mencapai US$25,89 miliar, atau naik 47,70% secara tahunan, sementara ekspor nonmigas US$88,73 miliar atau naik 39,12%. Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-April 2022 naik 29,19% dibanding periode yang sama tahun 2021, sedangkan ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 11,94%, dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 106,29%.
Ekspor nonmigas terbesar terjadi ke China senilai US$5,49 miliar, diikuti Amerika Serikat U$2,46 miliar, dan Jepang US$2,24 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 39,37%.
Dari sisi impor, Margo menyebut nilainya yang mencapai US$19,76 miliar mengalami kenaikan 21,97% secara tahunan (yoy). Impor migas pada April 2022 senilai US$3,81 miliar atau naik 88,48%, sedangkan impor nonmigas US$15,95 miliar atau naik 12,47%.
Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-April 2022 yakni China senilai US$20,90 miliar atau 32,58%, diikuti Jepang US$5,63 miliar atau 8,77%, dan Thailand US$4,01 miliar atau 6,24%.
Adapun menurut golongan penggunaan barang, Margo memaparkan nilai impor Januari-April 2022 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada barang konsumsi sebesar 9,55%, bahan baku/penolong 31,26%, dan barang modal 26,78%.
Berdasarkan komposisi impornya, 77,33% berasal dari bahan baku/penolong, sedangkan 14,45% dari barang modal, dan 8,22% dari konsumsi.
"Kalau penggunaan barang, terbesarnya adalah untuk pemenuhan bahan baku/penolong di sektor industri di dalam negeri," ujarnya. (sap)