JAKARTA, DDTCNews – Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak mendapatkan penghargaan tertinggi di bidang Operational Excellence dalam ajang Teradata EPIC Award 2017 yang diselenggarakan oleh Teradata Global, Anaheim, California (Rabu, 25/10).
Ditjen Pajak diwakili Direktur Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi Iwan Djuniardi mengatakan penghargaan tersebut diberikan kepada pelanggan Teradata Global yang telah berhasil melakukan inovasi pada bidang Analytics.
"Ditjen Pajak menjadi satu-satunya penerima penghargaan yang berasal dari Indonesia. Pada keikutsertaannya tahun-tahun lalu, Ditjen Pajak berhasil menjadi finalis selama dua tahun berturut-turut," ungkap Ditjen Pajak melalui keterangan tertulisnya.
Seleksi tersebut dilakukan kepada ratusan perusahaan dari seluruh dunia oleh panel juri yang beranggotakan praktisi dan akademisi dari instansi yang kredibel di bidangnya. Mereka terdiri dari para inovator industri, chief information officers,  marketing specialists, technologists, pendidik, dan jurnalis teknologi. Hasilnya adalah 33 pelanggan mitra Teradata yang dianggap memiliki kinerja tinggi dan diganjar dengan penghargaan.Â
Dalam keterangan persnya, penghargaan yang diberikan kepada Ditjen Pajak didasarkan pada keunggulan operasional yang dimiliki oleh sistem informasi Ditjen Pajak. Menurut Teradata, Ditjen Pajak secara optimal mampu memanfaatkan data dan analisis dalam rangka peningkatan kinerja yang terukur. Hal tersebut telah dilaksanakan dalam operasi di seluruh chain value dengan mengutamakan pada hasil.
Ditjen Pajak sendiri dianggap menghadapi tantangan besar karena dalam waktu yang bersamaan harus mendeteksi dan melawan tindakan penggelapan pajak sambil memperluas basis pajak. Dengan wilayah yurisdiksinya yang terdiri dari pulau-pulau, Ditjen Pajak pun menghadapi tantangan yaitu hanya 27 juta (11% dari populasi) yang terdaftar sebagai pembayar pajak.Â
Oleh sebab itu, Ditjen Pajak berusaha mengarungi tantangan tersebut melalui pengelolaan data yang canggih. Ditjen Pajak kemudian memilih Teradata dan mulai menerapkan Unified Data Architecture (UDA) untuk menciptakan ekosistem informasi yang lebih terintegrasi.Â
Proyek DAWET (Data Wareouse Terintegrasi atau Integrated Data Warehouse) adalah inti dari UDA Big Data Analytic Ditjen Pajak, yang secara efektif digunakan untuk mengatur dan mengelola data.
Dengan proyek tersebut, Ditjen Pajak mampu mengidentifikasi masalah seperti transaksi yang mencurigakan, penetapan harga transfer, perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan lain, identifikasi transaksi segitiga, pengetahuan struktur organisasi, dan hubungan antar pemilik dan pemangku kepentingan.
Peningkatan visibilitas di seluruh operasi juga membantu mewujudkan tujuan bisnis yang spesifik, yaitu membantu meningkatkan layanan dan pendapatan melalui pemungutan pajak sambil meningkatkan kepatuhan wajib pajak, mengurangi kecurangan, serta mengelola biaya dengan lebih efisien. Lewat cara tersebut, Ditjen Pajak memiliki landasan operasional untuk mewujudkan visinya sebagai penyelenggara administrasi perpajakan terbaik di Asia Tenggara. (Amu)