JAKARTA, DDTCNews—Penyebaran wabah virus Corona (Covid-19) ke sejumlah negara maju dunia seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Jepang, telah mengakibatkan perekonomian global turun, karena negara maju tersebut memiliki pangsa perekonomian global yang cukup besar.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan dengan situasi itu International Monetary Fund (IMF) telah memprediksi perekonomian global tahun ini akan terkontraksi -3%, atau jauh lebih rendah dibandingkan dengan prediksi Januari lalu yang masih positif 3,3%.
“Untuk perekonomian Indonesia, World Bank memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan berkisar -3,5%-2,1%, sementara Asian Development Bank 2,5%, Moodys 3,0%, dan IMF 0,5%,” katanya dalam konferensi pers, Jumat (17/4/2020).
Menkeu menambahkan di Indonesia wabah Covid-19 selama Maret-April 2020 telah mengakibatkan pembatalan 12.703 penerbangan di 15 bandara, penurunan kunjungan turis menjadi 6.800 per hari, kehilangan pendapatan di sektor transportasi udara Rp207 miliar, dan penurunan impor turun 3,7%.
Selain itu, juga penurunan okupansi hotel dan restoran 50%-90%, penurunan purchasing manager index manufaktur ke level 45,3, dan terdapat jumlah pekerja yang dirumahkan 1,5 juta yang sebanyak 1,2 juta di antaranya berasal dari sektor formal.
“Pada awal 2020 sebetulnya kami ada alasan optimistis sebelum Covid-19 muncul, ada kenaikan dari Desember yang memberikan harapan. Makanya saya sampaikan kita punya landasan optimis, tetapi tetap waspada karena ketidakpastian global akibat perang dagang AS dan China,” katanya.
Namun, sambung Menkeu, semua optimisme itu kemudian berubah sangat cepat dengan munculnya Covid-19. Sebetulnya dari Januari sampai Februari, karena Indonesia belum terpapar, Indonesia dalam posisi hanya melihat pengaruh Covid-19 pada sektor pariwisata dan impor dari China.
“Namun begitu masuk Maret, begitu perkembangan meningkat sangat tajam, terlihat perubahan sangat besar dalam semua indeks ekonomi yang merekam, baik dari sisi konsumen, tendensi bisnis, maupun ritel yang semuanya menunjukkan pemburukan dengan tren menurun,” katanya.
Menkeu mengatakan pendapatan negara hingga akhir Maret 2020 mencapai Rp375,9 triliun atau tumbuh 7,7% dari periode sama tahun lalu. Namun, pertumbuhan tersebut bukan berasal dari aktivitas ekonomi, melainkan karena lonjakan setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
“Pendapatan negara yang tumbuh 7% itu bukan berasal dari kegiatan ekonomi tapi karena adanya pergeseran pembayaran dividen BUMN, yang menyetorkan dividen lebih awal terutama untuk BUMN perbankan,” katanya. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.