JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah mencatat permintaan obligasi ritel seri ORI013 yang masuk mencapai Rp19,8 triliun atau lebih rendah dibandingkan dengan target indikatif yang ditetapkan Rp20 triliun. Angka ini juga terpaut jauh dari permintaan ORI012 yang mencapai Rp27,53 triliun.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Robert Pakpahan mengatakan dari pemesanan itu pemerintah menetapkan penjatahan ORI013 senilai Rp19,6 triliun.
“Pemesan ORI013 didominasi pegawi swasta yakni 24,88% dari keseluruhan pemesan. Disusul wiraswasta sebanyak 22,9% dan di urutan ketiga ada ibu rumah tangga sebesar 11,3%,” tuturnya baru-baru ini.
Selanjutnya, berasal dari kalangan pegawai otoritas atau lembaga 8,81%, profesional 5,39%, pegawai negeri sipil (PNS) 4,57%, pensiunan 2,26%, anggota TNI/Polri 1,4%, pelajar dan mahasiswa 1,29%, pekerja seni 0,02%, dan profesi lainnya 17,15%.
Robert menambahkan setelmen ORI013 dilakukan Rabu (26/10) dan dicatatkan pada Bursa efek Indonesia (BEI) pada Kamis (27/10) besok.
“Namun karena pada ORI013 ini ditetapkan adanya ketentuan minimum holding period, pemindahbukuan ORI013 baru dapat dilakukan setelah pembayaran kupon kedua tanggal 15 Desember 2016,” imbuhnya.
Sebagai informasi, seperti dilansir laman Kemenkeu ORI013 merupakan obligasi negara yang bisa diperdagangkan (tradeable). Dengan tenor 3 tahun, ORI013 menawarkan tingkat kupon 6,6% per tahun.
Pembayaran kupon akan dilakukan pada tanggal 15 setiap bulannya, dengan pembayaran pertama akan dilakukan pada 15 November 2016. (Amu)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.