Pedagang melayani pembeli di pasar Legi Parakan, Temanggung, Jawa Tengah, Sabtu (26/11/2022). ANTARA FOTO/Anis Efizudin/nym.
JAKARTA, DDTCNews - Bank Indonesia (BI) merilis hasil survei konsumen edisi November 2022. Keyakinan konsumen tercatat mengalami penurunan, dari 120,3 pada Oktober menjadi 119,1 pada November. Kendati begitu, BI menyebutkan situasi ini masih mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi yang terjaga.
Penurunan indeks keyakinan konsumen ditopang oleh indeks ekspektasi konsumen (IEK) dan indeks kondisi ekonomi saat ini (IKE) yang juga melemah. IEK pada November 2022 tercatat 127,9, turun dari capaian pada Oktober senilai 128,3. Sementara IKE turun menjadi 110,3 pada November, dari 112,3 pada bulan sebelumnya.
"IKE masih berada di area optimis meski sedikit menurun, sejalan dengan penurunan indeks penghasilan saat ini, ketersediaan lapangan kerja, maupun pembelian barang tahan lama," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam siaran pers, dikutip pada Kamis (8/12/2022).
Berdasarkan data November 2022, optimisme konsumen terlihat paling stabil untuk responden dengan tingkat pengeluaran di atas Rp5 juta per bulan. Sementara pada kelompok pengeluaran lebih rendah, tingkat optimismenya tercatat menurun.
Jika dilihat dari faktor usia, optimisme paling stabil dialami responden kelompok 20-30 tahun. Kelompok umur 41-50 tahun bahkan mengalami peningkatan optimisme.
Indeks kondisi ekonomi saat ini (IKE), sebagai penopang indeks keyakinan konsumen, tercatat mengalami penurunan performa pada November 2022. Tiga komponen pendukungnya mengalami pelemahan, yakni penghasilan saat ini, ketersediaan lapangan kerja, dan pembelian durable goods.
"Pada November 2022, persepsi konsumen terhadap penghasilan saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu terpantau menurun pada hampir seluruh kategori pengeluaran. Penurunan terbesar pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp3,4 juta hingga Rp4 juta," tulis Bank Indonesia dalam rilisnya.
Khusus untuk indeks ketersediaan lapangan kerja, penurunan paling signifikan terjadi untuk kelompok pendidikan sarjana. Sementara itu, kelompok pendidikan pascasarjana justru mengalami peningkatan skor. (sap)