Pekerja menggunakan alat berat saat memindahkan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (5/8/2022). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/nym.
JAKARTA, DDTCNews - Neraca perdagangan Indonesia melanjutkan tren surplus sejak Mei 2020. Per Oktober 2022, neraca perdagangan tercatat surplus US$5,67 miliar, lebih tinggi dari capaian pada September senilai US$4,97 miliar. Secara keseluruhan, nilai surplus neraca perdagangan Januari-Oktober 2022 mencapai US$45,52 miliar.
Bank Indonesia (BI) memandang kinerja positif ini berkontribusi dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Bank Indonesia memastikan untuk menjaga sinergi dengan pemerintah untuk mengoptimalkan pemulihan ekonomi nasional.
"Surplus neraca dagang Oktober 2022 bersumber dari peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas dan perbaikan defisit neraca perdagangan migas," ujar Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia dalam siaran pers, Selasa (15/11/2022).
Pada Oktober 2022, surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat US$7,66 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar US$7,08 miliar. Perkembangan tersebut didukung oleh tetap kuatnya kinerja ekspor nonmigas, yang tercatat sebesar US$23,43 miliar, di tengah penurunan impor nonmigas.
Erwin melanjutkan, tetap kuatnya kinerja ekspor nonmigas terutama bersumber dari ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti CPO, bahan bakar mineral termasuk batubara. Penguatan ini disebutnya didukung oleh penguatan kebijakan pemerintah dan harga komoditas global yang masih tinggi.
Selain itu, ekspor produk manufaktur, termasuk besi dan baja, juga tercatat meningkat. Ditinjau dari negara tujuan, ekspor nonmigas ke China, India, dan Amerika Serikat masih tetap kuat dan menjadi kontributor utama terhadap total ekspor Indonesia.
Impor nonmigas meskipun sedikit menurun sesuai dengan pola musimannya tetapi tetap tinggi sejalan dengan terus berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik. Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas tercatat sedikit menurun dari US$2,12 miliar pada September 2022 menjadi US$1,99 miliar pada Oktober 2022, seiring dengan kenaikan ekspor migas dan penurunan impor migas. (sap)