Pejabat setingkat Menteri, Pimpinan Organisasi dan delegasi menghadiri pertemuan G20 Trade, Investment and Industry Ministerial Meeting (TIIMM) di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (22/9/2022). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/rwa.
BADUNG, DDTCNews - Pertemuan tingkat menteri G-20 Kelompok Kerja Sektor Perdagangan, Investasi dan Industri (Trade, Invesment, and Industri Working Group/TIIWG) menyepakati 6 isu prioritas sebagai respons terhadap tantangan global.
Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono selaku Chair TIIWG berharap konsep rumusan yang disepakati seluruh negara anggota G-20 ini menjadi hasil konkret yang bisa diimplementasikan secara bersama-sama. Pertemuan di Bali kali ini merupakan pertemuan ketiga sekaligus pamungkas setelah pertemuan pertama dan kedua pada Maret dan Juli 2022.
"Kemendag dan Kementerian Investasi/BKPM serta Kementerian Perindustrian merumuskan konsep dokumen kesepakatan sebagai hasil konkret pada pertemuan tingkat menteri," kata Djatmiko dalam siaran pers, Kamis (22/9/2022).
Keenam isu prioritas yang disepakati dalam pertemuan ini antara lain reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO); peran sistem perdagangan multilateral untuk memperkuat SDGs; respons perdagangan, investasi, dan industri dalam penanganan pandemi dan arsitektur kesehatan global; perdagangan digital dan rantai nilai global; penguatan investasi berkelanjutan untuk pemulihan ekonomi global; perdagangan digital dan rantai nilai global; penguatan investasi berkelanjutan untuk pemulihan ekonomi global; serta industrialisasi inklusif dan berkelanjutan melalui industri 4.0.
"Sebagai bentuk dukungan atas agenda prioritas Presidensi G-20 TIIWG, negara G-20 memberikan kontribusi positif dalam berbagai diskusi untuk memperkuat sistem perdagangan multilateral, reformasi WTO, dan mendorong perdagangan digital yang dapat mengatasi berbagai kesenjangan,serta mendorong literasi digital," kata Djatmiko.
Selain itu, Djatmiko menambahkan, kondisi geopolitik yang saat ini muncul menjadi tantangan bagi negara G-20 untuk mencapai konsensus. Karenanya, dia menilai G-20 perlu terus menegaskan relevansinya sebagai forum multilateral ekonomi yang relevan dalam menjawab tantangan dunia saat ini.
"Presidensi G-20 Indonesia berperan dalam mendorong pencapaian tujuan bersama," katanya.
Dalam kelompok kerja sektor perdagangan, investasi, dan industri, Indonesia juga berupaya maksimal untuk mendorong kesepakatan bersama dalam statement ini. (sap)