INVESTASI

Aliran Investasi ke Sektor Manufaktur Mulai Membaik, Ini Catatan BKPM

Muhamad Wildan
Jumat, 28 Januari 2022 | 17.00 WIB
Aliran Investasi ke Sektor Manufaktur Mulai Membaik, Ini Catatan BKPM

Ilustrasi. Panel surya terpasang pada atap area parkir kendaraan di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (21/1/2022). Realisasi investasi EBTKE di Indonesia sepanjang 2021 mencapai US$1,51 miliar. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.

JAKARTA, DDTCNews - Aliran investasi langsung ke sektor sekunder, seperti industri pengolahan atau manufaktur, perlahan-lahan mulai meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan realisasi investasi 2021 pada sektor sekunder tercatat mencapai Rp325,4 triliun atau 36,1% dari total realisasi investasi senilai Rp901,02 triliun.

"Pergeseran angkanya sudah mulai berimbang, kita mulai pikirkan besok 2022 sekunder ini target kami sudah harus minimal berimbang dengan sektor tersier," katanya dikutip pada Jumat (28/1/2022).

Bila dibandingkan dengan tahun 2020, lanjut Bahlil, realisasi investasi pada sektor sekunder tahun tersebut hanya Rp272,9 triliun. Dengan demikian, realisasi investasi pada sektor sekunder sepanjang tahun lalu tumbuh 19,2%.

Merujuk pada Rencana Strategis (Renstra) BKPM 2020-2024, Kementerian Investasi/BKPM tengah memfokuskan investasi pada sektor sekunder. BKPM menilai sektor sekunder dapat menyerap tenaga kerja lebih tinggi dibandingkan dengan sektor lain.

Selain itu, fokus pada sektor sekunder juga dikarenakan tren realisasi investasi pada sektor tersebut terpantau menurun. Pada 2016, realisasi investasi sektor sekunder mampu mencapai Rp335,8 triliun atau 55% dari total realisasi investasi senilai Rp612,8 triliun.

Selang 3 tahun, sektor tersier justru mendominasi. Dari total realisasi investasi senilai Rp809,6 triliun pada tahun tersebut, realisasi investasi pada sektor sekunder hanya Rp216 triliun atau 26% dari total investasi.

Pada 2020, kontribusi sektor sekunder mulai mengalami perbaikan. Realisasi investasi pada sektor sekunder pada tahun tersebut mencapai Rp272,9 triliun atau 33% dari total realisasi investasi senilai Rp826,3 triliun.

Sekadar gambaran, sektor sekunder yang dimaksud seperti industri karet, plastik, dan makanan. Sementara itu, sektor tersier seperti pengangkutan, telekomunikasi, keuangan, perusahaan jasa, dan perdagangan. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.