Gubernur BI Perry Warjiyo. (tangkapan layar)
JAKARTA, DDTCNews - Bank Indonesia menyatakan akan mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,5% hingga muncul tanda-tanda kenaikan inflasi.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan suku bunga rendah masih diperlukan untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19. Dia memperkirakan tanda-tanda kenaikan inflasi baru akan terlihat pada kuartal III/2021.
"Suku bunga 3,5% akan kami terus pertahankan tahun depan sampai ada tanda-tanda untuk kenaikan inflasi, mungkin baru akan kelihatan kenaikan inflasinya yang fundamental mulai triwulan III tahun depan," katanya Jumat (24/12/2021).
Perry mengatakan kebijakan moneter 2022 diarahkan untuk mendukung pemulihan ekonomi dan mengantisipasi berbagai ketidakpastian di dalam dan luar negeri. Ketidakpastian tersebut di antaranya mengenai risiko penyebaran Covid-19 varian Omicron, kelangkaan energi global, laju inflasi di negara maju, serta terganggunya rantai pasokan global.
Di sisi lain, Amerika Serikat juga telah bersiap melakukan normalisasi kebijakan moneter yang bakal diikuti dengan kenaikan Federal Funds Rate (FFR).
Meski demikian, dia menilai pemulihan ekonomi 2022 akan lebih kuat ketimbang tahun ini. Pertumbuhan ekonomi global diproyeksi mencapai 5,7% 2021 dan dan 4,4% pada 2022.
BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 akan berkisar 4,7%-5,5%. Perry menjelaskan arah kebijakan moneter BI pada 2022 salah satunya akan menjaga suku bunga rendah sampai muncul tanda kenaikan inflasi dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi.
Sejalan dengan hal itu, Perry menyebut BI akan melakukan penyerapan likuiditas secara bertahap dengan mempertimbangkan kredit perbankan dan penerbitan SBN pemerintah. Pasalnya, saat ini likuiditas perbankan sangat melimpah yang ditandai dengan rasio alat likuid/pihak dana ketiga mencapai 34%, dari biasanya 23%.
"Tentu saja cubitan saya tidak terasalah," ujarnya.
Perry menambahkan BI juga akan terus berkoordinasi dengan pemerintah mengenai upaya pengendalian inflasi, pembiayaan fiskal, serta dalam memulihkan sektor prioritas seperti manufaktur dan pariwisata.
BI sudah menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 3,5% sejak Februari 2021. Suku bunga tersebut menjadi rekor terendah sepanjang sejarah. (sap)