Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat menghadiri rapat kerja bersama Komisi XI DPR.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah akan memakai cadangan dana program pemulihan ekonomi nasional (PEN) untuk memberikan suntikan modal kepada BUMN.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan alokasi cadangan dana PEN untuk BUMN mencapai Rp33 triliun. Pemerintah telah memiliki daftar BUMN dan lembaga yang akan memperoleh penyertaan modal negara (PMN) menggunakan dana cadangan PEN.
"Untuk APBN 2021, cadangan PEN senilai Rp33 triliun kemudian akan dijadikan PMN kepada investasi BUMN," katanya dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, dikutip pada Selasa (9/11/2021).
Sri Mulyani memerinci pemerintah menyalurkan PMN dari cadangan dana PEN untuk PT Hutama Karya (Persero) senilai Rp9,1 triliun. PMN itu akan dipakai untuk pengembangan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
Terdapat 4 ruas JTTS yang akan dikembangkan meliputi Medan-Binjai, Pekanbaru-Dumai, Kuala Tanjung-Parapat, dan Binjai Langsa.
Pada APBN 2021, alokasi PMN untuk Hutama Karya awalnya mencapai Rp6,2 triliun. Lalu, ada tambahan PMN dari cadangan PEN dan saldo anggaran lebih (SAL) senilai Rp9,9 triliun sehingga totalnya mencapai Rp25,2 triliun tahun ini.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk. juga memperoleh PMN dari cadangan dana PEN senilai Rp7,9 triliun, dari yang semula tidak direncanakan memperoleh PMN pada APBN 2021. Suntikan modal itu akan dipakai untuk investasi di tujuh ruas tol.
Ruas tol tersebut meliputi Kayu Agung-Palembang-Betung, Bekasi-Cawang- Kampung Melayu, Bogor-Ciawi-Sukabumi, Cimanggis - Cibitung, Krian-Legundi-Bunder-Manyar, Pasuruan-Probolinggo, dan Pejagan-Pemalang.
Selain BUMN, Sri Mulyani menyebut ada alokasi PMN menggunakan cadangan dana PEN untuk lembaga/badan lainnya yaitu Lembaga Pengelola Investasi (LPI) senilai Rp15 triliun dan Bank Tanah sejumlah Rp1 triliun.
"Bank Tanah juga masuk dalam anggaran untuk pembiayaan investasi dalam APBN 2021 melalui cadangan PEN sebesar Rp1 triliun," ujarnya.
Mengenai penggunaan SAL untuk suntikan modal kepada BUMN, Sri Mulyani menyebut angkanya mencapai Rp20,1 triliun. Hutama Karya akan mendapatkan Rp9,9 triliun, PT KAI (Persero) Rp6,9 triliun, dan BLU LMAN Rp3,3 triliun. (rig)