Ilustrasi. Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 dosis pertama pada seorang seniman saat vaksinasi massal bagi seniman dan budayawan, di Galeri Nasional, Jakarta, Senin (19/4/2021). Sekitar 500 seniman dan budayawan di Jabodetabek menerima vaksin guna menekan penularan Covid-19 agar sektor ekonomi kreatif nasional dapat segera pulih dan bangkit. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/hp.
JAKARTA, DDTCNews – Realisasi belanja negara pada kuartal I/2021 dinilai akan menjadi salah satu pendukung pemulihan ekonomi dan penanganan kesehatan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi belanja negara hingga Maret 2021 senilai Rp523,04 triliun atau mengalami kenaikan hingga 15,61% dibandingkan dengan kinerja pada periode yang sama tahun lalu.
“Peran APBN tercermin pada kinerja APBN 2021 kuartal I/2021, di mana realisasi belanja tercatat tumbuh 15,61%. Naik sangat tinggi," ujar Sri Mulyani ketika memaparkan hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Senin (3/5/2021).
Beberapa pos belanja yang diutamakan antara lain belanja barang untuk mendukung vaksinasi. Realisasi anggaran senilai Rp5,8 triliun untuk 10,8 juta dosis vaksin hingga Maret 2021. Hingga akhir April 2021, pemerintah telah membeli 17,2 juta dosis vaksin.
Selain pengadaan vaksin, beberapa program kesehatan lainnya seperti pelayanan masyarakat untuk testing, tracing, dan treatment, vaksinasi, serta insentif bagi tenaga kesehatan telah diberikan pada tahun ini. Pasalnya, belanja kesehatan menjadi fokus untuk mempercepat pemulihan ekonomi.
“Tanpa kondisi kesehatan yang terhantam Covid-19 pulih, ekonomi tidak mungkin dipulihkan," ujar Sri Mulyani.
Selain belanja kesehatan, pemerintah juga terus membelanjakan bantuan sosial pada kuartal I/2021 untuk memberikan dukungan terhadap daya beli masyarakat. Pada kuartal I/2021, realisasi belanja bansos mencapai Rp54,96 triliun atau tumbuh 16,52% secara tahunan.
Dari sisi pendapatan, Kementerian Keuangan mencatat pendapatan negara masih mampu tumbuh tipis sebesar 0,64% dengan realisasi senilai Rp378,81 triliun. Sri Mulyani meyakini kinerja itu menjadi tanda pemulihan karena pada tahun lalu terkontraksi cukup dalam. (kaw)