Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/nz)
JAKARTA, DDTCNews—Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan sebaran realisasi investasi pada semester I/2020 antara di Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa kini lebih merata.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan investasi yang merata akan mendorong perbaikan ekonomi di luar Pulau Jawa. Realisasi investasi pada semester I/2020 tercatat Rp402,6 triliun atau 49,3% dari target Rp817,6 triliun.
“(Investasi) di Jawa dan luar Jawa sudah mulai berimbang. Luar Jawa sebesar Rp193,7 triliun atau 48,1%, sementara di Jawa Rp208,9 triliun atau 51,9%,” katanya dalam webinar HSBC Economic Forum, Rabu (16/9/2020).
Bahlil menilai realisasi investasi yang merata tersebut menunjukkan investor mulai melirik luar Jawa sebagai tujuan investasi. Hal ini juga tidak terlepas dari masifnya pembangunan infrastruktur di luar Jawa dalam mendukung kegiatan berusaha.
Pembangunan infrastruktur, lanjutnya, menjadi instrumen awal untuk menarik minat investor menanamkan modalnya di daerah. Dia meyakini realisasi investasi akan semakin merata dari Aceh hingga Papua, tidak lagi berfokus di Pulau Jawa.
"Sudah barang tentu dengan hal ini mampu mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi, termasuk ekonomi kawasan," tuturnya.
Kendati demikian, Bahlil mencatat realisasi penanaman modal asing (PMA) saat ini tengah menurun. Pada semester I/2020, realisasi PMA tercatat Rp195,6 triliun atau turun 8,1% dari periode yang sama tahun lalu.
Sebaliknya, penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat Rp207,020 triliun atau tumbuh 13,2%. Menurut Bahlil, penurunan realisasi PMA tersebut merupakan dampak dari pandemi virus Corona.
Pandemi Corona, sambungnya, telah menjadi tantangan semua negara di dunia. Meski begitu, realisasi PMA Indonesia masih lebih baik ketimbang beberapa negara lainnya yang mengalami penurunan PMA hingga 30%—40%.
"Itu artinya kepercayaan investor dari hampir semua negara, khususnya 5 negara besar seperti Singapura, Tiongkok, Jepang, Korea, menganggap Indonesia sebagai tujuan investasi yang positif," ujar Bahlil. (rig)